Kisah TKW
Kisah TKW Sukses Kuryati, Kuasai 4 Bahasa dan Kini Sukses Bisnis Fashion di Kampung Halaman
Inilah Kisah TKW Sukses Kuryati, Kuasai 4 Bahasa dan Kini Sukses Bisnis Fashion di Kampung Halaman
TRIBUNMATARAMAN.COM - Kisah TKW Kuryati, Berjuang 15 tahun di Arab Saudi dan Kini Kaya serta Kuasai empat bahasa.
Kuryati adalah mantan TKW asal Majalengka yang kini sukses menggeluti bisnis fashion.
Menjadi seorang Tenaga Kerja Wanita asal Indonesia yang bekerja di luar negeri tak selamanya sedih.
Bukan tanpa alasan, banyaknya warga khususnya perempuan yang bekerja di luar negeri sebagai PRT (Pekerja Rumah Tangga) menjadi alasan.
Baca juga: Kisah TKW Safitri Asal Indramayu, Dikurung di Kamar Berpintu Besi karena Alami Gangguan Jiwa
Desa Putridalem Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka dikenal dengan sebutan 'Kampung TKW'.
Diketahui sejak warga desa tersebut mengenal bekerja di luar pada awal tahun 90-an, terdapat sedikitnya ada 1.500 warga yang telah bekerja di luar negeri.
Kuryati (43), salah satu 'pensiunan' Tenaga Kerja Wanita atau mantan TKW menceritakan, sejak berumur 18 tahun ia bekerja di negeri orang.
Saat itu, negara Malaysia menjadi wilayah pertama lokasi dirinya bekerja selama 3 tahun.
"Saya mulai bekerja di luar negeri, tepatnya di Malaysia waktu tahun 1994, waktu itu saya umur 17 tahun. Saya bekerja di sana selama 3 tahun," ujar Kuryati saat berbincang dengan Tribun, Sabtu (14/1/2023).
Saat pulang tahun 1997, menurut Kuryati, ia sudah berhasil meraup pundi-pundi uang.
Satu buah rumah menjadi bukti kala itu, hasil dari kerja kerasnya bekerja di negeri orang.
"Waktu tahun 97 saya sudah bisa beli rumah," ucapnya.
Singkat cerita, ibu dua anak itu pun kini sudah memiliki pengalaman kurang lebih 20 tahun bekerja di luar negeri.
Selain Malaysia, negara Qatar, Arab Saudi, Prancis maupun Taiwan menjadi negara-negara yang menjadi lokasi dirinya bekerja hingga kini sukses.
"Saya di Qatar 2 tahun, di Arab Saudi 15 tahun dan di Taiwan 6 tahun, terakhir saya bekerja itu tahun 2018," jelas dia.
Diungkapkan Kuryati, bahwa faktor ekonomi keluarga kala itu menjadi salah satu faktor dirinya rela meninggalkan tanah air untuk bekerja di luar negeri.
Selain itu, ia juga kerap melihat teman sejawatnya yang lebih dulu bekerja di luar negeri dengan penghasilan yang sudah terbilang cukup.
"Waktu saya berangkat ke luar negeri saat berisi 17 tahun, waktu itu karena himpitan ekonomi, kedua ngeliat teman-teman saya yang lebih dulu berangkat ke luar negeri, jadi pengen gitu."
"Ibarat orang mah, panas-panasan lah, si anu bisa beli anu, jadi saya pengen juga kerja di luar negeri dan ada kabar juga kalau pulang dari luar negeri juga, bisa cantik bisa putih begitu," katanya dikutip dari Tribun Cirebon.
Ia pun mengaku, pengalamannya selama 20 tahun bekerja sebagai migran dirasa cukup untuk masa tuanya kini.
Terlebih, sejumlah hasrat untuk memiliki sesuatu kini bisa terwujud.
Salah satu yang nampak, yakni rumahnya kini yang bisa dikatakan elit.
Selain itu, menurut Kuryati, ia juga masih memiliki dua rumah lainnya yang kini ditempatkan oleh orang tuanya dan dikontrakkan.
Di sisi lain, ia juga kini memiliki bisnis fashion yang penghasilannya cukup lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Cukup lah sekarang mah, jadi ibu rumah tangga saja. Terakhir 2018 itu kan."
"Alhamdulillah dari bekerja di luar negeri itu, saya dapat rumah sekarang ada 3, mobil, tanah, anak-anak bisa sekolah, ngasih ke orang tua, buat modal usaha juga sampai sekarang."
"Usaha saya sekarang, yaitu bisnis pakaian yang pelanggannya banyak dari luar negeri. Tahu sendiri, harga pasaran luar negeri di banding di Indonesia jauh, jadi terkait pendapatan dari relasi saya di luar negeri, kalau pengeluaran mah sebulan Rp 10 juta, Alhamdulillah sebulan tuh ketutup pengeluaran segitu," ujar Kuryati.
Warga Blok Jumat, RT.04/02 di Desa Putridalem itu menambahkan, bahwa pengalamannya bekerja 20 tahun di berbagai negara di Asia bahkan Eropa membuatnya kini fasih berbahasa asing.
Sebut saja bahasa Arab Saudi, yang menjadi bahasa sehari-hari dirinya ketika bertemu sesama eks pekerja migran di negara yang sama.
"Saya bisa bahasa Arab, Inggris, Mandarin dan Melayu. Yang fasih sekali mah bahasa Arab dan Inggris," ucapnya.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(tribunmataraman.com)
Kisah TKW Sherly, Hidupnya Berubah Drastis Setelah Dinikahi Pria Arab Saudi |
![]() |
---|
Kisah 7 TKW yang Disekap di Uni Emirat Arab dan Berhasil Diselamatkan oleh KJRI Dubai |
![]() |
---|
Kisah TKW Yeni, Berhasil Lolos Saat akan Dibunuh Wowon Cs karena Tahu Praktik Penggandaan Uang |
![]() |
---|
Kisah TKW Safitri Asal Indramayu, Dikurung di Kamar Berpintu Besi karena Alami Gangguan Jiwa |
![]() |
---|
Kisah TKW Indonesia, Disekap Majikan dan Disimpan di Sebuah Apartemen di Dubai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.