Berita Trenggalek

Krupuk Kalsium Trenggalek Produksi Mantan Koki Kapal Pesiar Jadi Favorit Camilan Anak-anak

Krupuk Kalsium Trenggalek Produksi Mantan Koki Kapal Pesiar Jadi Favorit Camilan Anak-anak, Bahan Baku Sehat jadi Kunci Bisnis

Editor: Rendy Nicko
Sofyan/tribunmataraman.com
Dedi Arifiyanto, Produsen Krupuk Kalsium Konsisten Jaga Kualitas Bahan Baku Sehat 

TRIBUNMATARAMAN.COM, TRENGGALEK - Kesadaran para orang tua akan pentingnya kesehatan bagi anak-anaknya ditangkap dengan baik oleh Dedi Arifiyanto.

Krupuk Kalsium buatan Dedi diburu oleh para emak-emak yang ingin mencari alternatif camilan yang enak tapi juga sehat untuk buah hatinya.

Dalam satu bulan, ribuan krupuk Kalsium kemasan 33 gram terjual. Pesanannya bukan hanya dari Trenggalek saja, namun juga luar kota, mulai dari Tulungagung, hingga Mojokerto.

Ia mengandalkan 12 resellernya yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota. Tidak menutup kemungkinan, resellernya juga punya reseller lagi.

Baca juga: Persik Kediri Resmi Datangkan Pemain Muda Persija Jakarta, Eks Persebaya Mahir Radja Juga Merapat

Baca juga: FAKTA Aiptu AR Polisi Jual Istri ke Teman Satu Profesi Ikut Nyabu Hingga Rekam Adegan Mantab-mantab

Warga Desa Karangsoko, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek tersebut memang tidak pernah menjual produknya secara eceran atau retail, walaupun memang keuntungannya akan lebih banyak.

Ia mengaku sudah kewalahan dengan pesanan dari para reseller yang masuk.

Selain itu, Dedi juga mempunyai 14 produk makanan lainnya yang pesanannya juga terus mengalir.

Kepada Tribun Jatim Network, Dedi menceritakan awal bisnisnya bermula saat ia memberanikan diri untuk keluar dari pekerjaannya sebagai koki kapal pesiar.

Keberanian tersebut datang saat ayah mertuanya meninggal dunia pada tahun 2016.

"Saat itu saya sedang berada di Selandia Baru, ditelepon oleh istri saya kalau ayahnya meninggal dunia. Saat itu juga saya urus izin untuk pulang," kata Dedi, Minggu (8/1/2023).

Setelah sampai di Trenggalek, adat dan rangkaian pemakaman selesai, ternyata ia tak sampai hati meninggalkan istri dan anaknya.

"Tidak ada sosok laki-laki di rumah, tinggal istri, anak, dan ibu mertua saya. Sehingga saya memutuskan untuk tidak kembali walaupun itu sangat berat," lanjutnya.

Menurut Dedi karena ia tidak kembali ke pekerjaannya, ia terkena blacklist dari pekerjaan tersebut karena izin awalnya adalah mengambil cuti, bukannya keluar.

Untuk tetap menghidupi keluarganya, pria asal Kabupaten Banyuwangi tersebut lalu berinisiatif menggunakan skilnya untuk membuat berbagai macam makanan ringan.

"Sebenarnya keahlian saya saat jadi koki kapal pesiar adalah makanan berat, jadi kalau untuk berinovasi di makanan ringan insyaallah lebih bisa," kata Dedi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved