Berita Probolinggo

Bocah 5 Tahun Korban Sodomi Trauma Berat Sampai Takut Lihat Sampo, ini yang Dilakukan Pemkab

Bocah 5 tahun korban sodomi pelajar SMA di Kabupaten Probolinggo trauma berat sampai takut lihat sampo. ini yang dilakukan Pemkab Probolinggo

Editor: eben haezer
tribunjatim/danendra kusumawardana
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi tengah memberikan pendampingan kepada AR, Selasa (13/12/2022).  

TRIBUNMATARAMAN.COM - Pemkab Probolinggo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo akan memberikan pendampingan kepada anak 5 tahun yang menjadi korban sodomi oleh tetangganya, seorang pelajar SMA.

Seperti diketahui, akibat kejadian itu, korban mengalami trauma berat. Dia lebih sering menangis dan ketakutan ketika melihat seseorang, termasuk terduga pelaku, A.

Ayah korban, RM, beberapa pekan lalu akhirnya memilih pindah kontrakan agar anaknya tak bertemu A. 

Baca juga: Bocah 5 Tahun di Probolinggo Disodomi Pelajar SMA Sampai Trauma Berat, Laporan ke Polisi Ngendon

Rumah kontrakan yang sebelumnya ditinggali RM berada satu komplek dengan rumah terduga pelaku. 

Di samping itu, AR sempat tak mau sekolah sampai sebulan dan trauma terhadap sampo. 

Sebab, diduga AR disodomi A menggunakan sampo, Jumat (4/11/2022) sekira pukul 12.00 WIB di sebuah kandang dekat rumah kontrakan korban, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo

Kepala Dindikbud Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi mengatakan pendampingan dilakukan sebagai upaya pemulihan trauma yang dirasakan AR. 

Saat pendampingan, AR diajak bermain sekaligus diberi hadiah. 

Mendapat hadiah, raut bahagia langsung terpancar dari wajah AR. 

"Pendampingan dilakukan untuk memulihkan trauma sang anak," katanya, Selasa (13/12/2022). 

Baca juga: Polisi Klaim Sudah Merespon Dugaan Sodomi ke Bocah 5 Tahun, Masih Tunggu Hasi Visum Sebulan Lalu

Fathur menjelaskan, pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Probolinggo guna melakukan trauma healing kepada AR. 

Di samping itu, dia meminta peran orangtua dan para guru turut membantu memulihkan rasa trauma AR. 

"Lewat pendekatan humanis dan terus menumbuhkan motivasi, niscaya sang anak bisa lekas pulih dari trauma dan bisa semangat belajar," ungkapnya. 

Fathur mengungkapkan, dia cukup prihatin dengan adanya dugaan kasus kekerasan seksual ini. 

Apalagi, korban, AR, masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) dan terduga pelaku pelajar SMA. 

"Ini sungguh kejadian yang cukup memprihatinkan. Namun, ada hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik agar kejadian serupa tak kembali terulang. Saya mengimbau orang tua dan guru menjaga anak-anaknya agar terhindar dari perbuatan tercela. Juga memastikan anak aman ketika beraktivitas di luar rumah," urainya. 

Kepala TK tempat belajar AR, WI menyebut ada perubahan perilaku AR pasca kejadian dugaan kekerasan seksual. 

Sebelumnya, AR anak yang riang dan pemberani. Namun, akibat trauma AR sekarang menjadi pendiam. 

"Kami berupaya agar AR bisa melupakan peristiwa yang telah terjadi dan memulihkan traumanya," pungkasnya.

(danendra kusumawardana/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved