Berita Probolinggo
Bocah 5 Tahun Korban Sodomi Trauma Berat Sampai Takut Lihat Sampo, ini yang Dilakukan Pemkab
Bocah 5 tahun korban sodomi pelajar SMA di Kabupaten Probolinggo trauma berat sampai takut lihat sampo. ini yang dilakukan Pemkab Probolinggo
TRIBUNMATARAMAN.COM - Pemkab Probolinggo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo akan memberikan pendampingan kepada anak 5 tahun yang menjadi korban sodomi oleh tetangganya, seorang pelajar SMA.
Seperti diketahui, akibat kejadian itu, korban mengalami trauma berat. Dia lebih sering menangis dan ketakutan ketika melihat seseorang, termasuk terduga pelaku, A.
Ayah korban, RM, beberapa pekan lalu akhirnya memilih pindah kontrakan agar anaknya tak bertemu A.
Baca juga: Bocah 5 Tahun di Probolinggo Disodomi Pelajar SMA Sampai Trauma Berat, Laporan ke Polisi Ngendon
Rumah kontrakan yang sebelumnya ditinggali RM berada satu komplek dengan rumah terduga pelaku.
Di samping itu, AR sempat tak mau sekolah sampai sebulan dan trauma terhadap sampo.
Sebab, diduga AR disodomi A menggunakan sampo, Jumat (4/11/2022) sekira pukul 12.00 WIB di sebuah kandang dekat rumah kontrakan korban, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo.
Kepala Dindikbud Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi mengatakan pendampingan dilakukan sebagai upaya pemulihan trauma yang dirasakan AR.
Saat pendampingan, AR diajak bermain sekaligus diberi hadiah.
Mendapat hadiah, raut bahagia langsung terpancar dari wajah AR.
"Pendampingan dilakukan untuk memulihkan trauma sang anak," katanya, Selasa (13/12/2022).
Baca juga: Polisi Klaim Sudah Merespon Dugaan Sodomi ke Bocah 5 Tahun, Masih Tunggu Hasi Visum Sebulan Lalu
Fathur menjelaskan, pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Probolinggo guna melakukan trauma healing kepada AR.
Di samping itu, dia meminta peran orangtua dan para guru turut membantu memulihkan rasa trauma AR.
"Lewat pendekatan humanis dan terus menumbuhkan motivasi, niscaya sang anak bisa lekas pulih dari trauma dan bisa semangat belajar," ungkapnya.
Fathur mengungkapkan, dia cukup prihatin dengan adanya dugaan kasus kekerasan seksual ini.
Apalagi, korban, AR, masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) dan terduga pelaku pelajar SMA.