Hari Santri 2022
Tasyakuran 100 Tumpeng Meriahkan Hari Santri 2022 di Kota Kediri
Peringatan Hari Santri 2022 yang digelar PCNU Kota Kediri berlangsung meriah. Peringatan ini diramaikan dengan tasyakuran 1000 tumpeng
Penulis: Didik Mashudi | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Peringatan Hari Santri 2022 yang digelar PCNU Kota Kediri berlangsung meriah.
Kegiatan ini diawali Pengajian Malam Jumat Gus Liek (KH Dauglas Thoha Yahya) dan tasyakuran Seratus tumpeng di GOR Joyoboyo, Kota Kediri, Kamis (27/10/2022) malam.
Kemeriahan peringatan Hari Santri sekaligus menyambut peringatan Satu Abad NU dihadiri lebih dari 10.000 masyarakat yang memenuhi kawasan GOR Jayabaya.
Nur Muhyar, Ketua Panitia Hari Santri menjelaskan, tasyakuran tumpeng merupakan bentuk penghormatan kami pada tradisi dan warisan leluhur yang terus diuri-uri oleh NU.
"Maknanya sangat dalam bagi kami, seperti cara makannya yang bersama-sama, kami harap kebersamaan ini akan terus terjaga, terbukti NU akan berusia 100 tahun pada 23 Februari 2023,” jelasnya.
Diungkapkan, kebersamaan itu jangan diartikan hanya NU, tapi juga Bangsa Indonesia pada umumnya. Sehingga kita tidak mudah terpecah belah.
"Di tumpeng itu simbol, bentuknya kan mengerucut ke atas, bisa ditafsirkan berjuang bersama-sama untuk menuju satu visi: Negara Kesatuan Republik Indonesia", tambah Nur Muhyar.
Diungkapkan, pembuatan 100 tumpeng dilakukan dengan memberdayakan para anggota Fatayat dan Muslimat NU di Kota Kediri.
“Agar mereka tidak lupa cara membuat tumpeng, saya harap juga generasi yang lebih tua bisa mengajari yang muda-muda masak untuk kebutuhan tumpeng, biar ada regenerasi,” ungkapnya.
Sebelumnya telah ada lomba kreasi tumpeng yang diikuti Fatayat dan Muslimat yang digelar di Aula Ql Muktamar Ponpes Lirboyo, Kota Kediri.
Sementara KH Dauglas Yahya (Gus Liek) dalam tausiyahnya menyampaikan, semua mempunyai kewajiban menjaga kesepakatan nasional yakni negara yang berbentuk NKRI.
Disampaikan, Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober dilatar belakangi oleh Resolusi Jihad yang merupakan embrio dari Hari Pahlawan 10 November.
“Mbah Yai Hasyim Asy’ari mencetuskan Hubbul Wathon Minal Iman. Mengingat hal tersebut sehingga kita harus bisa menjadi orang yang nasionalis religius”, pesannya.
(didik mashudi/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer