Urban Farming Kota Kediri
Urban Farming Gen Sobo Farm Kediri Gunakan Sistem Fertigasi Tetes untuk Budidaya Melon
Urban farming di tengah Kota Kediri kini semakin berkembang, satu di antaranya di Gen Sobo Farm, Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren
Penulis: Luthfi Husnika | Editor: Sri Wahyuni
TRIBUNMATARAMAN.COM I KEDIRI - Urban farming di tengah Kota Kediri kini semakin berkembang.
Salah satunya terlihat di Gen Sobo Farm, Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, yang sukses membudidayakan melon dengan metode semi hidroponik.
Di lahan terbatas berukuran 50 x 12 meter, para pengelola memanfaatkan polybag berisi cocopeat hidroponik sebagai media tanam. Setiap polybag ditata rapi, sementara suplai air dan nutrisi diberikan melalui sistem fertigasi tetes.
Cara ini menggabungkan pemupukan dan pengairan secara bersamaan sehingga nutrisi dapat langsung diserap akar tanaman.
"Fertigasi tetes ini memungkinkan pupuk larut air meresap ke dalam sistem irigasi. Jadi, setiap tanaman bisa menerima asupan yang merata sesuai kebutuhan," jelas Aftin Alafiyah, pengelola Gen Sobo Farm, Sabtu (4/10/2025).
Menurut Aftin, sistem ini dijalankan secara otomatis dengan penyalaan hingga 16 kali per hari.
Setiap kali penyalaan berdurasi sekitar 3-4 menit. Dengan cara itu, kebutuhan air dan pupuk melon bisa dipenuhi tanpa khawatir ada tanaman yang kekurangan.
"Kalau pakai sistem manual, kadang ada tanaman yang kebagian lebih banyak, ada juga yang kurang. Dengan fertigasi tetes, semuanya lebih terukur dan efisien," tambahnya.
Baca juga: UPDATE Bangunan Al Khoziny Roboh, Sembilan dari 14 Korban Meninggal Belum Teridentifikasi
Selain sistem irigasi modern, perawatan tanaman juga dilakukan dengan ketat. Aftin menyebut cabang dan daun melon kerap dipangkas agar nutrisi tidak terbuang percuma.
"Kalau daun terlalu banyak, buah jadi kalah saing. Jadi kami batasi pertumbuhan cabang dan ujung supaya nutrisi benar-benar fokus ke buah," ungkapnya.
Meski demikian, fertigasi tetes bukan tanpa kendala. Menurut Aftin, kelemahan utama sistem ini adalah ketergantungan pada listrik.
"Kalau listrik mati, otomatis irigasi juga berhenti total. Itu tantangan terbesar, karena melon tidak bisa terlalu lama tanpa suplai air dan nutrisi," jelasnya.
Dengan metode ini, Gen Sobo Farm mampu menghasilkan melon berkualitas premium dari lahan terbatas di tengah kota.
Sistem fertigasi tetes terbukti mampu mendukung konsep urban farming modern yang lebih efisien dan produktif.
"Kami ingin menunjukkan kalau urban farming bisa jadi solusi ketahanan pangan di perkotaan. Walaupun lahannya sempit, dengan teknologi yang tepat hasilnya bisa maksimal," pungkas Aftin.
(Luthfi Husnika/TribunMataraman.com)
Editor : Sri Wahyunik
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.