Tragedi Kanjuruhan
Tanggapan Keras Aremania Untuk Pernyataan Polri: "Silakan Polisi Coba Gas Air Mata'
Aremania mengecam pernyataan polisi soal penyebab kematian korban Tragedi Kanjuruhan yang disebut bukan karena gas air mata
TRIBUNMATARAMAN.COM - Aremania merespon keras pernyataan Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prastyo yang menyebut korban Tragedi Kanjuruhan meninggal bukan karena gas air mata.
Aremania meminta kepada pihak kepolisian untuk mencoba sendiri efek yang dihasilkan dari gas air mata, Selasa (11/10/2022).
"Kalau memang gas air mata tidak mematikan, ya monggo (silakan) dicoba dalam keadaan yang sama. Di dalam ruangan tertutup diberi gas air mata, tanpa ada ruang yang bergerak, ya mati juga," ucap Rafi Maulana, Aremania.
Pria yang akrab disapa Rafi Ultras ini secara pribadi mengatakan, bahwa adanya gas air mata ini menyebabkan para suporter panik dan saling menyelamatkan diri.
Baca juga: Terkena Gas Air Mata Dari Jarak Dekat, Begini Kondisi Mata Pelajar 2 SMP Korban Tragedi Kanjuruhan

Sebab, para suporter yang berada di tribun Stadion Kanjuruhan mengalami sesak napas saat gas air mata ditembakkan.
"Dibayangkan saja, dengan beberapa saudara kami yang khawatir, panik, dan ingin menyelamatkan diri, masih dalam kondisi di lorong ditembakkan gas air mata,"
"Rasanya perih dan sesak napas. Apakah itu tidak menjadikan penyebab kematian?," terangnya.
Rafi mengatakan, bahwa saat ini dirinya bersama tim gabungan Aremania masih fokus untuk menangani korban-korban yang mengalami luka akibat tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: Profil Teddy Minahasa Kapolda Jatim Pengganti Nico Afinta, Pernah Dicintai Aremania
Baca juga: Wajah-wajah Korban Gas Air Mata di Kanjuruhan: Pendarahan Mata, Sesak Nafas, dan Batuk-batuk
Hingga Selasa 11 Oktober 2022 ini, dari data tim gabungan Aremania tercatat ada 131 korban yang meninggal dunia dan 80 yang mengalami luka berat maupun luka ringan.
"Konsen kami saat ini masih untuk korban susulan yang luka-luka.m dan sudah kami bawa ke rumah sakit. Kebanyakan akibat gas air mata," tandasnya.
(rifky edgar/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer