Tragedi Kanjuruhan
Ketua Panpel Arema FC Bandingkan Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan Dengan Tragedi Tahun 2018
Ketua Panpel Arema FC curiga ada yang aneh dalam kandungan gas air mata yang dipakai polisi untuk menembaki suporter di Tragedi Kanjuruhan
TRIBUNMATARAMAN.COM - Abdul Haris, ketua Panpel Arema FC yang telah berstatus tersangka Tragedi Kanjuruhan, berharap agar polisi menggelar otopsi terhadap jenazah korban.
Lewat otopsi itu dia berharap dapat terungkap kandungan apa yang ada di dalam gas air mata hingga membut ratusan Aremania meninggal dunia.
Menurut Haris, gas air mata yang ditembakan polisi saat kericuhan tahun 2018 lalu ketika Arema melawan Persib, berbeda dengan gas air mata yang ditembakan usai pertandingan Arema FC Vs Persebaya lalu.
"Saat tanggal 1 Oktober kemarin, saya masuk ke dalam lapangan dengan mata perih dan sesak nafas. Saya masuk ke dalam d isitu sudah banyak adik adik kita, saudara saudara kita bergeletakan. Mereka saya lihat ada yang lebam mukanya, mukanya membiru, tidak bisa nafas. Ada yang sekarat dan saya pegang kakinya dan lehernya, sudah meninggal," kata Abdul Haris, Jumat (7/10/2022).
Baca juga: Ketua Panpel Arema FC Sebut Polisi Keluarkan Imbauan Soal Jumlah Tiket Ketika Tiket Sudah Sold Out
Baca juga: Jadi Tersangka, Ketua Panpel Arema FC Sebut Ada Oknum yang Sengaja Menutup Pintu 13. Buktinya CCTV
Untuk itu pihaknya memohon agar soal gas air mata yang ditembakan pihak kepolisian benar-benar dibuka seterang-terangnya. Bahkan ia juga meminta agar korban meninggal diotopsi untuk mengetahui apa penyebab kematian mereka.
"Tolong diperiksa itu gas air mata yang seperti apa. Karena gas air mata yang saya rasakan saat tanggal 1 itu tidak sama ketika kejadian gas air mata tahun 2018.Tahun 2018 Aremania bergeletakan masih bisa dikasih kipas dikasih air bisa tertolong. Ini sudah tidak bisa apa apa. Korbannya saya lihat mukanya biru biru semua," ujarnya.
"Saya mohon, kenapa itu harus terjadi. Kalau menghalau agar Aremania tidak masuk ke lapangan kenapa ditembakkan ke pintu evakuasi, kenapa disana? Disana itu yang lihat adalah keluarga, anak anak kecil, wanita, yang masih umur belia. Mereka bukan suporter murni tapi mereka keluarga. Pintunya juga sama, SOP nya juga sama seperti 2018. Ini yang jadi beban saya, tolong Aremania, suporter seluruh Indonesia, marilah bersama sama untuk menegakan kebenaran ini sama sama," jelas Haris.
(DYA AYU/TRIBUNMATARAMAN.COM)
Editor: eben haezer
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataraman/foto/bank/originals/ketua-panpel-arema-fc-abdul-haris.jpg)