Tragedi Kanjuruhan
Sosok Kapolda Jatim Nico Afinta Sebut Tembak Gas Air Mata Sudah SOP, Kini Anak Buah Jadi Tersangka
Begini sosok Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta sempat sebut penembakkan Gas Air Mata sesuai prosedur hingga sebabkan Tragedi Kanjuruhan.
Namun yang bersangkutan tidak mencegah dan melarang penggunaan gas air mata.
"Kemudian, saudara H, Anggota Brimob Polda Jatim yang bersangkutan memerintahkan penembakan gas air mata." jelas Listyo Sigit.
Terakhir BSA, Kasat Samapta Polres Malang, bersangkutan memerintahkan anggotanya untuk melakukan penembakan gas air mata.
Selain itu, Kapolri juga menetapkan anggota yang diduga melakukan pelanggaran kode etik.
"Terkait dengan temuan tersebut, setelah ini akan segera dilaksanakan proses untuk pertanggung jawaban etik. Tidak menutup kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah," lanjut Kapolri.
11 Anggota Polisi Tembak Gas Air Mata
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mendata anggota Polri yang diduga menembakkan gas air mata saat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Total, ada 11 anggota Polri yang diduga terlibat dalam penembakan.
"Terdapat 11 personel yang menembakkan gas air mata, ke tribun selatan kurang lebih 7 tembakan, tribun utara 1 tembakan dan ke lapangan 3 tembakan," kata Sigit dalam konferensi pers di Malang, Kamis (6/9/2022).
Listyo menjelaskan penembakan gas air mata itu lantaran banyaknya penonton yang masuk ke lapangan.
Namun sebelum itu, anggotanya sempat melakukan tindakan kekuatan pencegahan untuk mengusir penonton di lapangan.
"Penonton semakin banyak yang turun ke lapangan sehingga pada saat itu kemudian beberapa anggota kemudian mulai melakukan kegiatan-kegiatan penggunaan kekuatan, seperti yang kita lihat ada yang menggunakan tameng, termasuk pada saat mengamankan kiper Arema FC," jelasnya.
Sigit mengatakan bahwa tembakan gas air mata itu membuat para penonton panik berlarian ke luar stadion. Sebab, gas air mata itu membuat mata penonton pedih.
"Ini yang kemudian mengakibatkan para penonton terutama yang ada di tribun yang ditembakkan tersebut kemudian panik, merasa pedih dan kemudian berusaha meninggalkan arena," ungkap Sigit.
Dapatkan berita menarik lainnya di Google News, Klik Tribun Mataraman
(Farid/ tribunmataraman.com)