Tragedi Kanjuruhan

Sosok Kapolda Jatim Nico Afinta Sebut Tembak Gas Air Mata Sudah SOP, Kini Anak Buah Jadi Tersangka

Begini sosok Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta sempat sebut penembakkan Gas Air Mata sesuai prosedur hingga sebabkan Tragedi Kanjuruhan.

Editor: faridmukarrom
Suryamalang
Begini sosok Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta sempat sebut penembakkan Gas Air Mata sesuai prosedur hingga sebabkan Tragedi Kanjuruhan. . Irjen Pol Nico Alfinta dan Aremania yang tewas di Kanjuruhan 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Sosok Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta jadi sorotan usai sempat ngotot  bela anak buah yang luncukan gas air mata ke Aremania.

Diketahui Tragedi Kanjuruhan menjadi perhatian pecinta sepakbola Indonesia dan dunia usai 131 orang meninggal dalam kerusuhan pasca laga Arema vs Persebaya.

Dalam insiden yang tewaskan ratusan nyawa Aremania itu sosok Kapolda Jatim menjadi sorotan publik.

Hal ini juga tak terlepas dari arogansi anak buah yang dianggap menyalahi prosedur karena sudah tembakkan gas air mata ke penonton.

Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Liga Inggris Ada Arsenal vs Liverpool, Man United & Chelsea Main Live SCTV

Baca juga: Daftar 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan Termasuk Dirut PT LIB Ahmad Hadian Lukita

Disinyalir ratusan suporter bola yang tewas lantaran akibat gas air mata yang ditembakkan polisi.

Sementara itu Kapolda Jatim sempat menganggap apa yang dilakukan anak buahnya sudah sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).

"(karena) sudah mulai menyerang petugas, dan sudah merusak mobil. Dan akhirnya terkena gas air mata mereka pergi keluar ke satu pintu. Yaitu pintu keluar 18," ungkapnya. 

"Kemudian terjadi penumpukan. Di dalam proses penumpukan itulah, terjadi sesak napas kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim gabungan ini, dilakukan pertolongan yang ada di stadion, dan dilakukan evakuasi ke beberapa RS," ujar Nico Afinta saat itu Minggu (2/10/2022) dini hari di Mapolres Malang.

Lantas, siapakah sosok Irjen Pol Nico Afinta?

Irjen Nico, pria asal Surabaya kelahiran 30 April 1971 tersebut menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur.

Ia diangkat sebagai Kapolda Jatim pada November 2020.

Dirinya menggantikan Irjen Pol Mohammad Fadil Imran berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/3222/XI/KEP./2020 tanggal 16 November 2020.

Dikutip dari Surya.co.id, seusai serah terima jabatan dengan Irjen Fadil Imran sebagai Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta mengungkap programnya.

"Pertama pengolahan kampung tangguh, pengamanan pilkada, pengamanan Nataru serta bagaimana membantu bersama-sama Ibu Gubernur, Pangdam, untuk menggerakkan ekonomi," terangnya setelah acara sertijab di Mapolda Jatim, Sabtu, (21/11/2020). 

"Sehingga menjadi contoh secara nasional. Saya akan melanjutkan semua program-program yang sudah baik ini. Saya mohon dukungan dari seluruh stakeholder dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Jatim ini sehingga harapan kita bisa melalui semua permasalahan yang ada dan ekonomi dapat berlanjut kembali," lanjutnya.

Nico Afinta merupakan seorang perwira tinggi Polri yang memiliki pengalaman dalam bidang reserse.

Dikutip dari Kompas.com, sebelum menjabat sebagai Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta adalah Kapolda Kalimantan Selatan.

Jabatan tersebut diembannya sejak Mei 2020.

Irjen Nico merupakan lulusan Akademi Polisi (Akpol) pada 1992.

Ia sempat menjabat sebagai Staf Ahli Sosial Politik Kapolri.

Berikut ini riwayat jabatan Irjen Nico Afinta, diambil dari Wikipedia:

- Pamapta Poltabes Semarang (1993);

- Kanit Poltabes Semarang (1994);

- Danton Taruna Akpol (1996);

- Danki Taruna Akpol (1997);

- UN IPTF Pas PBB XIV Bosnia Herzegovina (1997-1998);

- Kapolsek Metro Ciputat Polres Jakarta Selatan (2000);

- Kanit Ekonomi Ditreskrim Polda Jawa Tengah (2003);

- Wakasat Reskrim Polwiltabes Semarang (2004);

- Kepala Unit Sumdaling Ditkrimsus Polda Metro Jaya (2006);

- Kepala Subdit V Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya (2006);

- Kepala Subdit III Umum/ Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya (2008);

- Wadirreskrimum Polda Metro Jaya (2011)- Kapolrestabes Medan (2013);

- Kabagbindik Sespimma Sespim Polri Lemdikpol (2016);

- Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri (2016)/Lulus Pendidikan Sespati;

- Dirresnarkoba Polda Metro Jaya (2016);

- Dirreskrimum Polda Metro Jaya (2017);

- Karobinopsnal Bareskrim Polri (2018);

- Dirtipidum Bareskrim Polri (2019);

- Sahlisospol Kapolri (2019);

- Kapolda Kalimantan Selatan (2020);

- Kapolda Jawa Timur (2020). (Tribunnews.com)

Kapolri Tetapkan Tersangka Polisi Tembak Gas Air Mata 

Sementara itu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menetapkan 2 polisi terkait penggunaan gas air mata.

2 Tersangka itu adalah  Wahyu SS, Kabag Ops Polres Malang, yang bersangkutan mengetahui terkait peraturan FIFA tentang penggunaan gas air mata.

Namun yang bersangkutan tidak mencegah dan melarang penggunaan gas air mata.

"Kemudian, saudara H, Anggota Brimob Polda Jatim yang bersangkutan memerintahkan penembakan gas air mata." jelas Listyo Sigit.

Terakhir BSA, Kasat Samapta Polres Malang, bersangkutan memerintahkan anggotanya untuk melakukan penembakan gas air mata.

Selain itu, Kapolri juga menetapkan anggota yang diduga melakukan pelanggaran kode etik.

"Terkait dengan temuan tersebut, setelah ini akan segera dilaksanakan proses untuk pertanggung jawaban etik. Tidak menutup kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah," lanjut Kapolri.

11 Anggota Polisi Tembak Gas Air Mata

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mendata anggota Polri yang diduga menembakkan gas air mata saat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Total, ada 11 anggota Polri yang diduga terlibat dalam penembakan.

"Terdapat 11 personel yang menembakkan gas air mata, ke tribun selatan kurang lebih 7 tembakan, tribun utara 1 tembakan dan ke lapangan 3 tembakan," kata Sigit dalam konferensi pers di Malang, Kamis (6/9/2022).

Listyo menjelaskan penembakan gas air mata itu lantaran banyaknya penonton yang masuk ke lapangan.

Namun sebelum itu, anggotanya sempat melakukan tindakan kekuatan pencegahan untuk mengusir penonton di lapangan.

"Penonton semakin banyak yang turun ke lapangan sehingga pada saat itu kemudian beberapa anggota kemudian mulai melakukan kegiatan-kegiatan penggunaan kekuatan, seperti yang kita lihat ada yang menggunakan tameng, termasuk pada saat mengamankan kiper Arema FC," jelasnya.

Sigit mengatakan bahwa tembakan gas air mata itu membuat para penonton panik berlarian ke luar stadion. Sebab, gas air mata itu membuat mata penonton pedih.

"Ini yang kemudian mengakibatkan para penonton terutama yang ada di tribun yang ditembakkan tersebut kemudian panik, merasa pedih dan kemudian berusaha meninggalkan arena," ungkap Sigit.

Dapatkan berita menarik lainnya di Google News, Klik Tribun Mataraman

(Farid/ tribunmataraman.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved