Berita Blitar

Resign dari Tenaga Honorer, Pria Blitar Tekuni Kerajinan Miniatur Truk Beromzet Rp 80 Juta/Bulan

Setelah resign dari pekerjaan sebagai tenaga honorer, Heri Kristianto, warga Blitar menekuni usaha miniatur truk. Omzetnya kini puluhan juta per bulan

Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/samsul hadi
Salah satu pekerja Heri sedang melakukan finishing kerajinan miniatur truk di Kelurahan Bendogeri, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Kamis (29/9/2022). 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Dengan modal nekat, Heri Kristianto (49), memutuskan resign dari pekerjaan sebagai tenaga honorer di Dinas Pertanian Kabupaten Blitar untuk menekuni usaha membuat kerajinan miniatur truk pada 2012.

Selama hampir 10 tahun, bapak dua anak asal Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, itu merintis usaha kerajinan membuat miniatur truk yang sekarang menjadi sumber ekonomi keluarganya.

Seperti ungkapan hasil tak akan mengkhianati proses, kini usaha kerajinan miniatur truk milik Heri berkembang pesat.

Heri bisa memproduksi 600-700 unit miniatur truk dengan omzet sekitar Rp 70 juta-Rp 80 juta per bulan. Ia juga memiliki tujuh pekerja yang membantu membuat kerajinan miniatur truk.

"Saya dulu kerja sebagai tenaga honorer di Dinas Pertanian Kabupaten Blitar. Saya menjadi sopir kepala dinas. Pada 2012, saya resign menekuni usaha kerajinan miniatur truk," kata Heri di rumahnya, Kamis (29/9/2022).

Heri menggunakan halaman samping dan belakang rumahnya sebagai tempat memproduksi kerajinan miniatur truk.

Sejumlah papan kayu untuk bahan membuat miniatur truk terlihat ditata berjajar di halaman samping dan belakang rumahnya. Papan kayu itu dijemur lebih dulu sebelum diproses untuk bahan membuat kerajinan miniatur truk.

Beberapa pekerja juga terlihat mengolah papan kayu yang sudah siap untuk bahan membuat miniatur truk. Sebagian pekerja lagi terlihat merakit kerajinan miniatur truk.

"Dengan tujuh pekerja, tiap bulan, rata-rata saya bisa memproduksi 600-700 unit miniatur truk," ujarnya.

Heri bercerita, mulai serius menekuni usaha kerajinan miniatur truk sejak 2012. Ketika itu, ia memilih resign sebagai tenaga honorer di Dinas Pertanian Kabupaten Blitar, untuk menekuni usaha kerajinan miniatur truk.

Ia membuka usaha sendiri karena ingin kerja mandiri tanpa diperintah. Selain itu, ketika itu ia juga butuh uang untuk membiayai anaknya yang sedang sekolah sepak bola di Jakarta.

Modal Heri memulai membuka usaha kerajinan miniatur hanya nekat. Kala itu, ia hanya punya modal uang Rp 350.000 untuk membeli bahan. Sedang peralatan, ia meminjam ke teman.

Tetapi, Heri memang sudah punya modal suka membuat kerajinan berbahan kayu sejak masih muda.

Untuk membuat kerajinan miniatur truk, Heri harus beli dulu miniatur truk yang sudah jadi. Miniatur truk yang dibeli dari toko itu kemudian ia bongkar untuk dipelajari ukurannya.

Setalah itu, ia mencoba merakit sendiri kerajinan miniatur truk.

"Awalnya, produksi saya tidak banyak, buat lima unit, laku terjual, uangnya saya putar lagi untuk beli bahan, lalu buat lagi 10 unit, laku lagi, uangnya saya putar lagi, terus demikian sampai akhirnya bisa beli peralatan sendiri," ujarnya.

Heri memang ulet dan pekerja keras. Di awal-awal merintis usaha, ia mengerjakan semuanya sendiri.

Selain memproduksi sendiri, ia juga harus keliling untuk memasarkan kerajinan miniatur truk ke toko-toko suvenir di kawasan wisata Makam Bung Karno, Kota Blitar.

"Ternyata kerajinan miniatur truk banyak peminatnya. Sedikit demi sedikit pelanggan saya dari toko-toko suvenir di kawasan wisata Makam Bung Karno terus bertambah. Produksi saya juga ikut bertambah," katanya.

Lambat laun, usaha kerajinan miniatur truk milik Heri terus berkembang. Pesanan miniatur truk tidak hanya dari lokal Blitar, tapi juga datang dari luar kota seperti Tulungagung, Malang, Kediri, Jombang, dan Pasuruan.

Karena produksi meningkat, Heri akhirnya merekrut pekerja. Sekarang, Heri memiliki tujuh pekerja yang membantu membuat kerajinan miniatur truk.

Dalam sebulan, ia bisa memproduksi sebanyak 600-700 unit miniatur truk pesanan dari pelanggan. Omzet Heri dari usaha kerajinan miniatur truk mencapai Rp 70-80 juta per bulan.

Harga kerajinan miniatur truk Heri bervariasi tergantung ukuran. Harga kerajinan miniatur truk ukuran tinggi 25 cm dijual harga Rp 125.000, ukuran 30 cm dijual Rp 185.000, dan ukuran 35 cm dijual Rp 210.000.

"Harga kerajinan miniatur truk milik saya memang sedikit mahal, karena bahannya semua dari kayu termasuk roda juga dari kayu. Saya menggunakan kayu waru, mahoni, dan wadang," katanya.

Heri merasa bersyukur dengan usaha kerajinan truk yang telah ditekuninya bertahun-tahun. Selain meningkatkan ekonomi keluarganya, usaha itu juga memberikan peluang kerja kepada anak-anak muda di lingkungannya.

"Sekarang, anak saya yang sekolah sepak bola, malah masuk Angkatan Udara. Itu juga hasil dari usaha ini," katanya.

(samsul hadi/tribunmataraman.com) 

 


Foto : Salah satu pekerja Heri sedang melakukan finishing kerajinan miniatur truk di Kelurahan Bendogeri, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Kamis (29/9/2022). 
 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved