Mahasiswa Hilang di Bukit Krapyak
Kronologi Penemuan Jenazah Mahasiswa yang 17 Hari Hilang Di Bukit Krapyak
Mahasiswa yang hilang di Bukit Krapyak akhirnya ditemukan sudah meninggal di dasar air terjun. Begini kronologi sampai dia akhirnya ditemukan
TRIBUNMATARAMAN.COM - Raffi Dimas Baddar, mahasiswa asal Pasuruan yang 17 hari hilang di Bukit Krapyak, Kabupaten Mojokerto, akhirnya ditemukan meninggal di dasar air terjun kering Sungai Kretek, Selasa (27/9/2022).
Humas Ops SAR Krapyak 2, Syaiful Hasan menjelaskan pencarian dilakukan berbekal informasi dari keluarga korban yang menyebutkan bahwa Dimas berangkat ke Bukit Krapyak menggunakan sepeda motor milik saudaranya di Bangil.
Dari informasi inilah diketahui motif korban naik ke Bukit Krapyak dengan itikad untuk mengembalikan motor, pada Minggu (11/9/2022).
"Sehingga kita dapat petunjuk itu kita analisa melalui peta bahwa survivor (Korban, Red) ini kemungkinan tersesat dan paling fatalnya ada jurang di kali Kretek jika terjadi insiden di sana bisa fatal, yang ternyata terbukti hari ini korban ditemukan," jelasnya di Posko Ops SAR Krapyak 2, Selasa (27/9).
Baca juga: Setelah 17 Hari, Mahasiswa Hilang di Bukit Krapyak Akhirnya Ditemukan Namun Sudah Meninggal
Dia mengatakan Tim SAR gabungan melakukan pencarian melibatkan 3 Sru yang masing-masing terdiri dari tujuh orang melakukan penyisiran dari hulu Sungai Kretek, pada Senin (26/9).
Dalam pencarian tersebut ditemukan sandal selop warna hitam secara terpisah identik dengan barang yang dibawa korban, sekitar pukul 15.00 WIB. Sebelumnya, korban meminjam sandal selop milik teman wanita saat menuju musala di samping Camping Ground.
"Kita temukan sandal selop wanita yang dipinjam survivor dari temannya saat salat di musala Krapyak sehingga setelah dicocokkan ini identik dengan barang milik korban, karena di titik itu bukan jalur umum jarang dilewati warga lokasinya di pinggir jurang atasnya air terjun kering," ungkapnya.
Setelah menemukan barang milik korban lantaran kondisi tidak memungkinkan Tim SAR kembali dan bermalam di kawasan Eyang Wadang Bukit Krapyak.
Esoknya, Tim SAR tiga Sru dikerahkan untuk fokus pencarian di sekitar Sungai Kretek di atas air terjun kering. Petugas menyusuri titik penemuan sandal selop sekitar 30 meter dan mencium aroma tidak sedap hingga korban akhirnya ditemukan di terasan air terjun terjun. Kedalaman air terjun kering dari bibir jurang lebih dari 100 meter.
"Akhirnya tadi pagi semua Sru dikerahkan pencarian di titik penemuan sandal itu tercium aroma tidak sedap korban ditemukan di terasan dari bibir jurang lebih 60 meter di tengah- tengah seperti ada tonjolan batu. Korban diduga terjatuh ke terasan air terjun kering," ucap Syaiful.
Hingga saat ini Tim Ops Sar Krapyak 2 masih berupaya mengevakuasi jenazah korban dari air terjun kering Sungai Kretek, pada koordinat S7°42'27" E112°33'05° tepatnya 380,26 meter azimuth 161,68° dari Putuk Puyang. Proses evakuasi korban menggunakan teknik SRT (Single Rope Technique).
"Insyaallah kemungkinan 99 persen ini adalah survivor (Korban) karena sudah teridentifikasi dari jaket walaupun kondisinya ini sudah hari ke-16 ya jadi ya seperti itu. Untuk evakuasi sampai sore ini terus dilakukan," pungkasnya.
(Mohammad Romadoni/tribunmataraman.com).