Misteri Kematian Brigadir Yosua
Putri Candrawathi Ngaku Alami Kekerasan Seksual, Keluarga Brigadir J Desak Polisi Buka CCTV
Komnas HAM seakan-akan sudah jadi penyidik, silakan menunjukkan bukti-buktinya, kami perlu CCTV di Magelang dibuka.
Penulis: Anas Miftakhudin | Editor: Anas Miftakhudin
"Terdapat dugaan kuat terjadi peristiwa kekerasan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J kepada Saudari PC di Magelang tanggal 7 Juli 2022," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara.
Atas temuan tersebut, Komnas HAM merekomendasikan pihak kepolisian mengusut kembali dugaan pelecehan terhadap Putri Candrawathi.
Keluarga Brigadir J yang diwakili sang bibi, Roslin Simanjuntak mengatakan Komnas HAM harus mempertanggungjawabkan ucapannya.
Untuk itu, Roslin Simanjuntak menantang Komnas HAM membongkar CCTV yang ada di Magelang sebagai bukti.
"Komnas HAM seakan-akan sudah jadi penyidik, silakan menunjukkan bukti-buktinya, kami perlu CCTV di Magelang dibuka," ungkap Roslin.
Pernyataan yang diungkap Komnas HAM, menurut Roslin, sangat janggal.
Pasalnya, kasus pelecehan seksual tersebut laporannya sudah diberhentikan polisi.
Di sisi lain, Roslin menjamin sang keponakan tak mungkin melakukan hal sekeji itu.
Brigadir J, diceritakan Roslin, sudah menganggap Putri Candrawathi sebagai ibunya dan Ferdy Sambo sebagai ayahnya.
"Ibu Putri sudah dianggapnya sebagai ibu sendiri," jelasnya.
Dijelaskannya, Putri Candrawathi pernah menghubungi ibu kandung Brigadir Yosua Hutabarat, Rosti Simanjuntak.
Putri Candrawathi berjanji bakal merawat Brigadir J bak anak kandungnya sendiri.
"Dia (PC) mengatakan sudah menganggap Yosua sebagai anak, dan Yosua menganggapnya sebagai ibu, dan Ferdy Sambo sebagai ayah," jelasnya.
Sejak kecil hingga menjadi polisi, Yosua disebutnya tidak pernah melakukan tindakan-tindakan tercela seperti yang dituduhkan.
Yosua merupakan sosok anak yang baik, sopan, dan berbakti kepada orangtuanya.