Ajudan Kadiv Propam Ditembak

HP Keluarga Brigpol Yosua Ajudan Kadiv Propam Tewas Tertembak Diretas OTK, Begini Kata Mahfud MD

Mahfud MD komentari soal Handphone keluarga Brigpol Yosua yang diretas oleh pihak tertentu.

Editor: faridmukarrom
Tribun Jambi
Kolase Samuel Ayah Brigpol Yosua dan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo 

TRIBUNMATARAMAN.com - Mahfud MD komentari soal Handphone keluarga Brigpol Yosua yang diretas oleh pihak tertentu.

Brigpol Yosua diketahui merupakan ajudan Kadiv Propam Polri yang tewas tertembak oleh Bharada E.

Keluarga Brigadir J mengaku ponselnya atau handphone (HP) diretas oleh orang tak dikenal (OTK).

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai dugaan peretasan ponsel milik keluarga Brugadir J perlu ditelaah lebuh jauh.

Sebab hingga saat ini  dugaan peretasan ponsel tersebut belum bisa dipastikan siapa pelakunya.

“Soal peretasan HP dan sebagainya itu kan perlu bukti siapa yang melakukan. Kan bisa saja itu orang-orang swasta yang mungkin kacau lalu melakukan itu. Atau mungkin juga itu tidak terjadi atau mungkin terjadi secara betul-betul murni masalah teknologi,” kata Mahfud MD dalam wawancara dengan CNNIndonesia TV, dikutip Jumat (15/7/2022).

Mahfud menambahkan pihaknya sampai saat ini belum menyimpulkan sederet fakta di balik kasus penembakan di rumah jenderal polisi ini.

Sebab pihaknya masih mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan peristiwa itu.

“Nanti saya belum akan menyimpulkan. Karena itu kan baru laporan saja. Saya baru akan menyimpulkan ke publik tentang itu semua ketika tim sudah bekerja,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa baku tembak yang menewaskan Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J masih menimbulkan sejumlah tanda tanya bagi keluarganya di Jambi.

Setelah keluarga Brigadir J mempertanyakan 5 handphone keluarga inti korban diduga diretas.

Samuel, ayah Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat menjelaskan sejak Senin  11 Juli 2022 malam usai prosesi pemakaman, sejumlah HP keluarga inti diduga diretas.

Handphone Ibu dan kakak kandung sulung korban tidak dapat digunakan untuk mengakses media sosial Facebook dan WhatsApp.

"Ya terakhir tadi malam masih bisa dipakai, pas pagi sudah tidak bisa lagi," kata Samuel, Selasa (12/7/2022).

Namun, saat Tribunjambi.com dan sejumlah awak media sedang berada di rumah duka, handpohone adik dari korban juga kembali tidak bisa difungsikan, untuk mengakses  WhatsAap dan media sosial lainnya.

"Iya, ini barusan sudah tidak bisa difungsikan lagi," kata seorang keluarga, memberitahu ke sejumlah awak media.

Samuel juga mengatakan, hingga saat ini pihak keluarga masih mempertanyakan keberadaan 3 unit handphone anaknya itu.

"HP anak saya ada 3, sampai sekarang tidak dikembalikan dan mereka bilang tidak menemukan HP," tukas Samuel.

Sementara itu, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan meminta agar pihak keluarga Brigadir J melaporkan insiden peretasan tersebut kepada kantor kepolisian terdekat.

"Kalau memang ada peretasan tentu bisa melaporkan kepada kepolisian terdekat ya," kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/7/2022).

Lebih lanjut, Ramadhan meminta agar pihak keluarga tidak membuat isu liar terkait peretasan tersebut.

Sebaliknya, pihak keluarga diminta untuk segera melaporkan kasus tersebut ke kepolisian.

"Jangan menjadikan sebuah isu tetapi kita akan melayani laporan-laporan siapapun laporan yang kita terima tentu kita akan tindaklanjuti," pungkasnya.

Polisi Akui Intimidasi Jurnalis

Polisi akhirnya akui telah melakukan intimidasi kepada jurnalis CNN dan detik.

Keterangan ini disampaikan oleh Mabes Polri melalui Kadiv Humas Irjen Pol Dedi Prasetyo.

Dedi Prasetyo membenarkan jika seseorang yang melakukan intimidasi ke jurnali di rumah Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo adalah anggotanya.

Hal itu diketahui seusai Mabes Polri menggelar audiensi bersama dengan pimpinan media kedua jurnalis yang menjadi korban di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Jumat (15/7/2022).

 Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan pihaknya turut menyesal atas insiden intimidasi terhadap jurnalis.

Institusi Polri merupakan organisasi terbuka.

"Sekali lagi saya menyesalkan kejadian tersebut dan hasil diskusi pada pagi hari ini kami komitmen sesuai arahan dari Bapak Kapolri merupakan organisasi yang terbuka," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Jumat (15/7/2022).

Dedi menuturkan bahwa pihaknya juga meminta maaf atas insiden tersebut.

Permintaan maaf itu juga mewakili pelaku dan institusi Polri kepada kedua korban yang mendapatkan intimidasi.

"Saya didampingi oleh Karo Provos dan Karo Penmas, saya selaku Kadiv Humas mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas peristiwa yang terjadi, yang kemarin, kemarin malam kebetulan menimpa dua teman media yaitu dari detik maupun CNN," jelasnya.

Lebih lanjut, Dedi menuturkan bahwa Polri akan terus membangun komunikasi publik yang baik, menerima saran masukan kritik dan mendengarkan apa yang menjadi aspirasi seluruh komponen bangsa.

Ia menegaskan bahwa anggota yang melakukan intimidasi bakal ditindak tegas oleh pihak Provos Polri. Nantinya sanksinya juga bakal disampaikan secara terbuka.

"Hari ini kami diskusi dan komitmen dengan Polri, anggota yang melakukan intimidasi kepada teman-teman jurnalis yang melaksanakan tugas sudah diketemukan dan akan ditindak tegas oleh karo provos, nanti hasilnya pun akan saya informasikan," pungkasnya.

Diketahui, dua orang wartawan media nasional menjadi korban intimidasi oleh orang tidak dikenal (OTK) saat meliput di sekitar rumah Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo, Kamis (14/7/2022).

OTK itu mengintimidasi dengan menghapus foto dan video oleh tiga orang berkaos hitam dengan perawakan tegap dan berambut cepak.

Salah satu wartawan yang tidak mau disebutkan namanya menyebut awalnya dia bersama rekannya hendak mewawancarai Ketua RT O5 RW 01, Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Pertama ke rumah Pak RT kan, didatenginnya sama ibunya yang keluar, nanya-nanya kan, katanya Bapaknya itu nggak mau ngomong lagi," kata wartawan tersebut, Kamis (14/7/2022).

Di rumah Pak RT kedua wartawan itu mendapatkan informasi jika kediaman rumah Pak RT didatangi lima orang polisi pada Rabu (13/7/2022) malam.

Setelah selesai, keduanya kembali berjalan untuk mencari saksi lain bernama Asep yang diketahui seorang petugas kebersihan.

"Ketemu lah Pak Asep lah di pertigaan tuh di pinggir jalan. Oh iya saya Pak Asep, oh ya udah. Sambil wawancara tuh sempat ada orang nyamperin, manggil si Pak Asep, terus ya udah kita lanjut wawancara tuh sama Pak Asep sambil videoin segala macam," ucapnya.

Di tengah wawancara, datang lagi tiga orang berbaju hitam itu langsung mengambil handphone kedua wartawan itu dan menghapus foto hingga video.

Di samping itu, tas keduanya juga diperiksa oleh orang tidak dikenal tersebut.

"Pas udah agak jauh, disamperin lagi tuh bertiga. Langsung 'sini mana handphonenya mana handphonenya.' Langsung dihapus-hapusin (videonya). Ada 3 video," ucapnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved