Berita Tulungagung
Setelah Idul Adha, Pasar Hewan Terpadu Tulungagung Kembali Ditutup Karena PMK
Pemkab Tulungagung kembali menutup Pasar Hewan Terpadu (PHT) meski sempat dibuka sebelum Idul Adha untuk memberi kesempatan warga mencari hewan kurban
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Pemkab Tulungagung kembali menutup Pasar Hewan Terpadu (PHT) untuk mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Sebelumnya PHT dibuka sebelum hari raya Idul Adha, untuk memberikan kesempatan masyarakat mencari hewan kurban.
Namun ternyata antusias pedagang dan peternak sangat rendah.
"Kita buka, ternyata yang jualan juga sangat sedikit. Hanya sekitar sepuluh pedagang," ucap Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo.
Penutupan juga dilakukan untuk melewati masa inkubasi
Sebab sebelum Idul Adha telah terjadi mobilitas hewan ternak untuk kurban.
Meski hewan kurban telah dipastikan sehat, namun perlu diantisipasi penyebaran virus yang mungkin terjadi selama proses pengangkutan.
"Nanti kita evaluasi lagi ke depannya. Jika memungkinkan dibuka, kita buka lagi," sambung Maryoto.
Lanjutnya, jika saat ini PHT dibuka dinilai percuma.
Sebab tidak ada pedagang yang mau berjualan dengan berbagai pertimbangan.
Jika nantinya ada permintaan dari komunitas pedagang, maka PHT baru akan dibuka.
Saat ini PMK menjangkiti 18 kecamatan dari 19 kecamatan di Tulungagung.
Satu-satunya yang bebas hanya di Kecamatan Tulungagung, karena memang tidak ada hewan ternak seperti sapi.
Karena itu diperlukan upaya bersama, termasuk para pemilik sapi.
"Perlu sterilisasi kandang setiap hari. Karena itu penting peran serta para peternak," tegas Bupati.
Saat ini petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) terus melakukan vaksinasi.
Fokus saat ini masih di Kecamatan Sendang dan Pagerwojo yang menjadi sentra sapi perah.
Secara total, vaksinasi telah mencapai 82.500 ekor sapi.
"Capaian ini yang tertinggi di Jawa Timur. Kami akan terus giatkan vaksinasi sampai menjangkau semua populasi," ujar Maryoto.
Jumlah populasi sapi di Kabupaten Tulungagung sekitar 170.000 ekor.
Hari ini ada tambahan 58 ekor sapi yang terjangkit PMK.
Sementara data total sapi yang terinfeksi sebanyak 2.082 ekor.
Sebanyak 874 ekor di antaranya berhasil disembuhkan, 35 ekor dipotong paksa dan 53 yang dilaporkan mati.
Fakta di lapangan, jumlah kematian jauh dari data resmi yang dikeluarkan Disnakkeswan.
Sebab banyak masyarakat yang tidak melaporkan kematian hewan ternaknya. (David Yohanes)