Berita Trenggalek
Kreasi Tri Sundari, Ubah Image Tas Belanjaan Pasar Jadi Tentengan Kondangan
Dulu tas anyaman berbahan plasik identik sebagai bawaan emak-emak saat berangkat ke pasar. Di tangan Tri Sundari, nasibnya menjadi lebih elok
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
Alhasil, perempuan itu berhasil menemukan bahan dari beberapa kota tetangga.
Lebih senang lagi, bahan yang ia dapat diolah dari daur ulang.
Dengan adanya bahan baku dan ilmu yang cukup, Tri mulai membuat beberapa tas anyaman dengan model dan ukuran yang berbeda-beda.
"Saya membuat tas itu 100 persen dengan cara menganyam," tuturnya.
Tas itu kemudian ia pajang dan tawarkan di media sosial. Di luar dugaan, banyak orang yang mengaku tertarik dengan produk buatan Tri.
Tri menjelaskan, pembeli tas anyamannya mayoritas dari luar kota. Dari daerah-daerah sekitar hingga Ibu Kota.
Hanya sebagian saja pembeli asal Trenggalek, itu pun kebanyakan para tetangga dan kenalannya.
Selain membeli tas anyaman untuk dipakai sendiri, kata Tri, banyak juga pembeli yang memesan banyak untuk cinderamata dan souvenir pernikahan.
Karena itu juga, hari-hari tertentu menjadi sumber cuan bagi Tri. Seperti saat Hari Raya Idul Fitri dan musim kawin-mawin.
Awalnya Karena PHK
Tri memulai usaha tas anyaman setelah ia berhenti bekerja akibat Covid-19.
Selama tiga tahun, Tri bekerja di bagian administrasi salah satu rumah sakit di Bali.
Namun, pandemi membuatnya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Tak lagi ada kerjaan di Bali mengantarnya pulang kampung ke Kabupaten Trenggalek.
Menganggur di kampung halaman membuat Tri banyak berpikir soal peluang usaha.