Berita Trenggalek
Kreasi Tri Sundari, Ubah Image Tas Belanjaan Pasar Jadi Tentengan Kondangan
Dulu tas anyaman berbahan plasik identik sebagai bawaan emak-emak saat berangkat ke pasar. Di tangan Tri Sundari, nasibnya menjadi lebih elok
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
Tak disangka, usaha pertama yang ia geluti berbuah manis.
Di rumahnya, Tri membuat tas anyaman dibantu anggota keluarga yang lain.
Dalam sehari, satu orang bisa membuat tiga tas.
"Paling banyak, saya memproduksi tas dalam sebulan sebanyak 200 biji," katanya.
Tri biasa membuat tas dalam beberapa ukuran. Yang terkecil hanya muat untuk menbawa handphone dan dompet.
"Yang paling besar bisa untuk membawa barang hingga 8-9 kilogram (kg)," sambungnya.
Harga yang ia patok untuk tiap produknya juga relatif murah. Antara Rp 15 ribu hingga Rp 60 ribu per biji.
Cuan yang didapat dari usaha itu juga terbilang lumayan. Ketika pesanan lumayan, ia bisa mengantongi uang lebih besar dari upah minimum regional (UMR) Kabupaten Trenggalek.
Kisah manis merintis usaha itu membuat Tri enggan untuk kembali merantau.
"Kalau nanti sudah tidak ada pandemi, saya tetap mau kerja di rumah saja," tuturnya.
Menurutnya, kerja berbisnis kecil-kecilan tetap lebih menyenangkan ketimbang ikut perusahaan.
"Kalau kerja begini, bisa disambi yang lain-lain," ujarnya, sembari tertawa.