Berita Tulungagung

Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku di Tulungagung Juga Dipicu Perilaku Pedagang Ternak

Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Tulungagung salah satunya juga dipicu oleh perilaku para pedagang hewan ternak.

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Sapi-sapi yang dijual di Pasar Hewan Terpadu Tulungagung. Pemkab Tulungagung akan mengerahkan 150 vaksinator penyakit mulut dan kuku 

TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Tulungagung mengusulkan 25.000 vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Dosis ini nantinya akan difokuskan pada sapi perah yang dinilai mempunyai dampak luas jika terkena PMK.

Hal ini disampaikan Kepala Disnakkeswan Kabupaten Tulungagung, Mulyanto, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Tulungagung.

"Usulan itu berdasar populasi. Selain itu perkembangan PMK di Tulungagung tidak terlalu berat," terang Mulyanto, selepas kegiatan. 

Baca juga: Disnakkeswan Tulungagung Menyiapkan 150 Vaksinator PMK, Prioritaskan Sapi Perah

Diakui Mulyanto, saat ini kemampuan keuangan Disnakkeswan sangat terbatas.

Sementara pengobatan setiap sapi yang sakit membutuhkan biaya.

Sebagai gambaran, untuk pengobatan mandiri per ekor sapi antara Rp 80.000 hingga Rp 100.000.

"Tergantung ukuran sapi sama tingkat keparahannya. Tapi gambarannya segitu itu," ucapnya.

Saat ini stok obat-obatan untuk menangani PMK masih tersedia. Namun pihaknya tetap berharap ada tambahan anggaran penanganan PMK melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). 

Anggaran itu nantinya buffer stock obat-obatan yang dibutuhkan hewan ternak.

"Kalau vaksin sudah tersedia,  sebenarnya lekas teratasi. Kami berharap vaksin lekas datang," sambung Mulyanto.

Lebih jauh Mulyanto mengungkapkan, kasus PMK di Tulungagung berasal dari lalu lintas hewan ternak dan pedagang.

Ia mencontohkan, sempat ada pedagang daerah terdampak yang hendak membeli sapi di Tulungagung.

Karena Pasar Hewan Terpadu (PHT) masih tutup, pedagang itu datang dari kandang ke kandang milik peternak.  

Tanpa disadari pedagang itu membawa virus PMK dari daerah asalnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved