Penyelamatan Lingkungan
Hijaukan Lereng Gunung Lemongan Malah Dianggap Gila, Kini Warga Lain Turut Kecipratan Cuan
Prrjuangan Daim selama puluhan tahun pernah dianggap gila oleh orang-orang. Tiap hari keluar masuk hutan.
"Lemongan dulu panas karena hutannya gundul, sekarang ya sejuk," ujarnya.
Medio itu, Da'im menebar pelbagai macam bibit pohon di hutan. Di antaranya kopi, durian, nangka, termasuk sirsak.
Namun, tanamannya baru setinggi 3 atau 4 meter banyak yang rusak. Kalau sudah berbuah sering dimakan binatang.
Belum lagi, gangguan dari ulah tangan-tangan manusia yang tak bertanggung jawab melakukan pembalakan liar. Da'im sempat pasrah.
Memang sekitar tahun 1999 Gunung Lemongan kabarnya ramai pembalakan.
Terlebih 2001, ketika Gus Dur menyatakan ‘hutan untuk rakyat’.
Banyak orang memelintir pernyataan Gus Dur dengan semakin liar membabati hutan di sepanjang Pacitan-Banyuwangi.
Hutan Lemongan termasuk dalam deret pembabatan.
"Sudah nyerah itu gak ada hasil apa-apa, terus juga gak ada orang yang mendukung," ucapnya.
Akibat ulah manusia yang semakin semena-mena membuat hutan Lemongan memprihatinkan.
Erosi dan kebakaran hutan semakin sering.
Tahun 2006, Da'im menyadari degradasi alam tidak bisa diatasi hanya dengan hanya berdiam diri.
Demi menyelamatkannya, harus ada yang bergerak. Nah, saat itu, dia mulai menanam pohon pinang.
Penanaman pohon pinang biasa dilakukan Da'im selepas pagi hari ketika baru lepas subuh. Dia setiap hari pergi ke hutan berjalan kaki. Orang-orang saat itu, menganggap Da'im gila.
Mereka menilai buah pinang tidak ada nilai ekonomisnya. Sebab, saat itu harga buah pinang lebih murah ketimbang beras.