Berita Lumajang

Motif Asmara SMK WYSN Lumajang Diblokade Pasir, Ratusan Siswa Gagal Ikuti Ujian Kenaikan Kelas

Kabarnya masalah itu muncul dipicu karena ada motif asmara. Teguh Budi Darmainan digosipkan menyukai salah seorang pengurus SMK WYSN.

Editor: Anas Miftakhudin
Tony Hermawan
Para siswa membersihkan gundukan pasir yang menumpuk di depan SMK WYSN. 

TRIBUNMATARSMSN.COM | Lumajang - Ratusan murid SMK Wira Yudha Sakti Nusantara (WYSN) dikejutkan dengan gundukan pasir menumpuk di depan sekolah, Jumat (27/5).

Gundukan pasir tersebut menutup pintu gerbang sekolah. Kabarnya, sekolah tersebut diblokir seorang warga yang mengaku sebagai pemilik lahan.

Kejadian itu tak pelak menganggu aktivitas para murid. Apalagi, pagi tadi 300 murid seharusnya melaksanakan ujian kenaikan kelas.

Walhasil, akibat aksi blokade ini semua murid gagal mengikuti ujian. Hingga sore tadi, siswa malah sibuk membersihkan gundukan pasir

Sebelumnya, SMK WYSN digugat oleh Teguh Budi Darmainan, seorang warga yang mengaku mempunyai lahan sekolah.

Masalah sengketa lahan berawal dari perjanjian sewa antara pemilik lahan dengan pengelola SMK WYSN pada 2015.

Dalam perjanjian sewa, SMK WYSN mengontrak lahan selama 20 tahun dengan biaya sewa sebesar Rp 1,2 miliar.

Namun pada tahun 2019, pemilik lahan menggugat pihak SMK WYSN.

Bahkan SMK WYSN dilaporkan melanggar perjanjian kontrak. Uang sewa miliaran rupiah yang seharusnya dibayar secara kontan, justru dicicil oleh SMK WYSN.

Kabarnya masalah itu muncul dipicu karena ada motif asmara. Teguh Budi Darmainan digosipkan menyukai salah seorang pengurus SMK WYSN.

Ternyata cinta Teguh bertepuk sebelah tangan. Teguh berubah sikap hingga akhirnya melayangkan gugatan.

Sri Diana Kepala SMK WYSN, mengatakan gugatan wanprestasi sebelumnya telah dimenangkan oleh Teguh.

Pengadilan Negeri Lumajang memberi waktu SMK WYSN mengosongkan lahan sekolah hingga 27 Juni mendatang. Akan tetapi, belum habis masa tenggang waktu tersebut, Teguh mendesak SMK WYSN untuk segera angkat kaki. 

"Yang pertama tentu blokade ini menganggu psikis siswa. Murid yang harusnya bisa tenang mengikuti ujian sekolah sekarang malah batal. Padahal ujian ini online, sehingga kami harus menjadwalkan ulang," katanya.

Sore tadi, para murid dan sejumlah guru ramai-ramai membersihkan pasir yang menumpuk di depan gerbang sekolah. Harapannya, besok sekolah bisa kembali digunakan. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved