Tragedi Maut Tol Sumo

Korban Tragedi Maut Bus PO Ardiansyah di Tol Sumo Terus Berguguran, Benowo Berkabung Lagi

Nura'i menghembuskan napas terakhir dalam perawatan intensif selama dua hari di ruangan ICU (Intensive Care Unit) RSUD Wahidin Sudiro Husodo

Editor: Anas Miftakhudin
M Romadoni
Tim KNNT dan Dishub Provinsi Jatim mengecek kelayakan kendaraan bus yang terlibat kecelakaan di Tol Sumo. 

"Jadi pengakuan dari sopir utama, dia itu sebagai sopir cadangan," pungkasnya.

Ngaku Nyabu Emooat Kali

Pengakuan sopir Bus PO Ardiansyah, Ade Firmansyah (29) yang menghempaskan 15 penumpang dalam tragedi maut di Tol Sumo cukup mencengangkan penyidik Satlantas Polres Mojokerto Kota.

Pasalnya, ketika diperiksa terkait peristiwa yang berlangsung di ruas jalan tol Surabaya-Mojokerto KM712.400/A, Dusun Sukodono, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten, pada Senin (16/5/2022), Ade mengaku mengonsumsi sabu sebanyak empat kali.

Tak pelak, setelah tragedi maut polisi memeriksa sampel darah sopir bus asal Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Surabaya.

Dalam pemeriksaan itu ditemukan zat Methamphetamin yang terkandung dalam narkotika jenis sabu.

Sebelumnya, hasil tes darah sopir bus saat dirawat di Rumah Sakit Citra Medika, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo ditemukan zat Amfetamin.

Ini terungkap dari haril penyidikan Unit Laka Satlantas Polres Mojokarto dan pengakuan tersangka saat menjalani pemeriksaan lanjutan di Mapolres Mojokerto Kota, Jumat (20/5/2022).

Kasat lantas Polresta Mojokerto, AKP Heru Sudjoto Budi Santoso, mengatakan tim penyidik memeriksa kembali dan hasil sampel darah yang bersangkutan dari Laboratorium Forensik Cabang Surabaya Polda Jatim, pada Selasa (17/5).

Hasilnya, ditemukan zat Methamphetamin yang terdapat dalam sabu.

"Sudah empat kali dari pengakuan yang bersangkutan (Sopir bus) dia baru menggunakan, ya sekitar tiga bulan," jelasnya saat ditemui di Mapolres Mojokerto Kota, Jumat (20/5) petang.

Tim KNNT dan Dishub Provinsi Jatim mengecek kelayakan kendaraan bus yang terlibat kecelakaan di Tol Sumo.
Tim KNNT dan Dishub Provinsi Jatim mengecek kelayakan kendaraan bus yang terlibat kecelakaan di Tol Sumo. (M Romadoni)

Heru menyebut tersangka mengaku menggunakan narkoba tujuh hari sebelum rombongan warga asal Benowo berangkat berwisata ke Dieng dan Malioboro, pada Sabtu malam (14/5).

"Dari pengakuan yang bersangkutan terakhir mengkonsumsi sabu pada 9 Mei kemarin," bebernya.

Heru memastikan sopir bus ditahan lantaran saat ini yang bersangkutan masih dalam perawatan medis untuk pemulihan akibat luka di bagian kaki saat terjadi kecelakaan.

Tersangka Ade Firmansyah merupakan kenek yang mengambil alih kemudi tanpa seizin sopir utama, Ahmad Ari Ardiyanto (31) asal Gadeng Watu, Menganti, Gresik yang saat itu istirahat di kursi belakang.

Kondisi sopir bus berangsur membaik dalam perawatan dan pemulihan oleh Dokkes di Mapolres Mojokerto Kota.

"Ya pasti dilakukan penahanan namun sesuai aturan kita lakukan pemulihan karena yang bersangkutan mengalami luka di kaki kini dalam pemulihan," ucap Heru.

Sebelumnya, setelah melakukan serangkaian penyelidikan dan pemeriksaan 9 saksi Polisi akhirnya menetapkan Ade Firmansyah (29) sopir bus PO Ardiansyah sebagai tersangka terkait kecelakaan bus di tol Surabaya-Mojokerto.

Penetapan sopir bus sebagai tersangka ini  setelah dilakukan gelar perkara di kantor Unit Laka Satlantas Polres Mojokerto Kota, pada Kamis (19/5/2022) sekira pukul 13.00 WIB kemarin.

Bus pariwisata berpenumpang 32 orang dan satu sopir termasuk kernet Ade Firmansyah mengalami kecelakaan tunggal  di ruas jalan tol Surabaya-Mojokerto KM712.400/A, Dusun Sukodono, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, Kabupaten, pada Senin (16/5/2022).

Saat itu, Ade Firmansyah yang mengemudikan bus hingga terjadi kecelakaan. Sedangkan, sopir utama istirahat di bangku paling belakang.

Kecelakaan maut mengakibatkan 15 korban meninggal dan 19 orang luka-luka.

Tidak Memiliki SIM

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga kuat sopir bus PO Ardiansyah yang terlibat kecelakaan maut di jalan tol Surabaya-Mojokerto sempat tertidur pulas (Deep Sleep) saat mengemudikan kendaraannya.

Tak pelak, tragedi maut itu menewaskan 14 warga Benowo Surabaya dan 19 korban luka

Ketua Sub Komite Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT, Ahmad Wildan (53), mengungkap hasil investigasi yang dilakukan.

Hasil investigasi cukup mencengangkan. Bahwasanya ada indikasi sopir bus tertidur saat mengemudi kendaraan.

"Kita merangkai sebuah hipotesa hasilnya pengemudi bus capek sehingga performa menurun dan melihat jejak di lokasi kejadian memang tidak ditemukan bekas pengereman. Artinya ini bukan soal kendaraan tapi ini pada human (Manusia)," jelasnya saat ditemui di Mapolres Mojokerto Kota, Rabu (18/5/2022).

Menurutnya, sopir bus lelah dilihat dari perjalanan dimana rombongan wisata berangkat dari Surabaya, Sabtu (14/5/2022) sekitar pukul 20.00 WIB. Setibanya dari Malioboro Yogyakarta pulang, Senin pagi, (16/5/2020). 

Pihaknya juga mengonfrontir sopir bus yang bersangkutan di Mapolres Mojokerto Kota dan memadukan jejak di lokasi kejadian tidak ada bekas pengereman.

"Sebenarnya bukan microsleeep ini bisa jadi deepsleeep dia (sopir) jadi tertidur sehingga ketika kendaraan menabrak Guardrail dan segala macam sampai menabrak batu pondasi VMS hingga ban pecah dia tidak terasa, jadi benar-benar pulas," tabdasnya.

Kenapa dikatakan Deepsleep? Wildan menjelaskan karena kendaraan bus sempat bergesekan dengan bagian Guardrail sekitar 100 meter dan bus menabrak VMS hingga ban robek namun saat itu sopir tidak sadar. 

"Tidur dalam persekian detik itu micro sleep dan terbangun tapi ini deepsleep kenapa? karena hampir dua menit. Artinya, Guardrail sudah bekerja tapi orangnya (sopir) tidak sadar-sadar dan baru sadar ketika kendaraan bus menabrak VMS setelah terjadi kecelakaan, itu pengakuan dia (sopir) kehilangan kesadaran (tidur) selama sekitar dua menit sebelum kecelakaan," bebernya.

Ade Firmansyah yang mengemudikan bus saat kecelakaan bukan sopir asli melainkan kernet dari 2013 yang bisa mengemudikan bus namun belum punya Surat Izin Mengemudi (SIM).

"Dia (sopir) sudah bisa mengemudikan bus sejak tahun 2018 tapi tidak memiliki SIM," terangnya.

Ditambahkannya, kecepatan bus kendaraan rata-rata yang diperoleh dari pantauan kamera CCTV jalan tol perjalanan dari Saradan, Jombang, Mojokerto melaju dalam kecepatan normal.

Tersangka Ade Firmansyah sopir bus kecelakaan maut di Tol Surabaya-Mojokerto, saat menjalani penyidikan di Kantor Unit Laka Satlantas Polres Mojokarto Kota, Jumat (20/5/2022)
Tersangka Ade Firmansyah sopir bus kecelakaan maut di Tol Surabaya-Mojokerto, saat menjalani penyidikan di Kantor Unit Laka Satlantas Polres Mojokarto Kota, Jumat (20/5/2022) (Tribun Mataraman /Muhamad Romadonni)

"Kecepatan kendaraan normal tidak ada pelanggaran masih dibawah 100 km/jam," ucap Wildan.

Sementara itu, sopir Bus Pariwisata PO Ardiansyah, Ade Firmansyah (29) menjalani pemeriksaan di ruang penyidikan Unit Laka Satlantas Polres Mojokarto Kota, Rabu (18/5/2022).

Firmansyah asal Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya diperiksa terkait peristiwa kecelakaan maut yang mengakibatkan 14 korban meninggal dan 19 orang mengalami luka-luka di Tol Sumo KM 712.400/A Jalan Tol Sumo.

Sebelumnya, kondisi Firmansyah telah membaik dipindahkan petugas Samapta dari Rumah Sakit Citra Medika, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo ke kantor Unit Laka Satlantas Polres Mojokerto Kota, pada Selasa (17/5) tengah malam sekitar pukul 23.30 WIB.

Pantauan di lokasi, terlihat sopir bus Firmansyah mengenakan sarung dan baju berwarna hijau duduk dengan kaki yang ditopang kursi dalam ruangan penyidikan Unit Laka Satlantas Polres sekira pukul 10.00 WIB. 

Dia tampak menjawab pertanyaan dari penyidik yang ada didepannya. Sesekali, ia menekuk kaki yang terlihat perban luka di tungkai kaki sebelah kanan.

Pemeriksaan terhadap sopir bus juga melibatkan psikolog dari Polda Jatim tersebut dilakukan secara tertutup di dalam ruangan penyidikan Unit Laka Satlantas Polres Mojokarto Kota.

Hingga berita ini ditulis belum ada keterangan resmi dari pihak Kepolisian Polres Mojokerto Kota terkait pemeriksaan sopir bus dalam peristiwa kecelakaan hingga merenggut 14 korban meninggal.

Kasi Humas Polres Mojokerto Kota, Iptu MK Umam saat dikonfirmasi menyebut pihaknya akan menyampaikan hasil pemeriksaan sopir bus kepada publik.

"Pemaparan terkait pemeriksaan sopir bus nanti akan disampaikan pimpinan oleh Kapolresta Mojokerto AKBP Rofiq Ripto Himawan," jelasnya. (Mohammad Romadoni).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved