Berita Surabaya
Pengakuan Terduga Penculik 2 Siswi SMA Negeri 4 Bangkalan, Jawabannya Enteng Saya Khilaf
MA mengaku, tidak menyadari jika perbuatannya itu bakal menimbulkan trauma psikologis terhadap korban.
TRIBUNMATARAMAN.COM I SURABAYA-Pria asal Sampang berinisial MA (35) terduga pelaku penculikan dan pelecehan seksual dua siswi SMAN 4 Bangkalan, yang ditangkap polisi di Surabaya, mengaku khilaf atas perbuatannya.
Seraya menundukan kepala menghindari sorotan cahaya kamera awak media, ia tak mengelak dicecar pertanyaan seputar dugaan upaya pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap DI (16) pelajar kelas 1 SMAN 4 Bangkalan itu.
Baca juga: Detik-detik 2 Siswi SMAN 4 Bangkalan Lompat dari Mobil Penculik di Jalan Dupak, Begini Kondisinya
Baca juga: Kapolres Lumajang Usulkan Lockdown Untuk Atasi Wabah PMK pada Sapi
Baca juga: Sopir Bus PO Ardiansyah Tertidur 2 Menit Sebelum Tragedi Maut Tewaskan 14 Orang, Sopir Tak Punya SIM
MA mengaku, tidak menyadari jika perbuatannya itu bakal menimbulkan trauma psikologis terhadap korban.
Dongkolnya lagi. Pria berkaus oblong warna putih itu mengaku, dirinya tidak mengetahui jika kedua remaja perempuan yang menjadi penumpang angkutannya itu, masih berusia remaja dan berstatus pelajar SMA.
"Ya saya khilaf. Iya. Satu kali pegang pundaknya, sama sininya (dekat pinggang). (Motif) ya saya khilaf. Enggak tahu saya (kalau masih pelajar)," ujarnya di halaman teras Mapolsek Asemrowo, Rabu (18/5/2022).
MA mengaku, sebelum insiden itu terjadi mobil angkutannya itu sejak awal dihentikan oleh kedua orang penumpang atau korban; DI dan DN, di dekat area sekolah tersebut.
Baca juga: Skandal Polwan dengan Pendeta, Berduaan di Pastori Digerebek Suami dan Teman Polisi Lain
Baca juga: Kantor Bupati OKI Banjir Karangan Bunga Dukung Polwan Suci Bongkar Perselingkuan sesama ASN
Baca juga: Nikahi Polwan Cantik untuk Tameng Perselingkuhan Suami dengan ASN Bersuami hingga Beranak Satu
Baca juga: Detik-detik Penyelamatan Wanita Cantik 19 Tahun Asal Garut yang Dijual ke Sopir Truk Rp 300.000
Seraya mencari penumpang. Sejak awal MA berdalih, dirinya memang berniat mengambil beberapa perkakas mesin jahit di sebuah daerah di kawasan Surabaya.
"Dia gak ngomong kalau turun di mana. Niat saya kan mau ke Surabaya. Setelah penumpang saya turun di Tambak Wedi, dia langsung ngomong kalau orang Petemon katanya. Kalau Petemon ya nanti saja. Karena saya masih mau ambil penumpang, gitu kata saya," terangnya.
Ia tak menampik jika kedua korban beberapa kali meminta kepadanya untuk berhenti di suatu daerah di Bangkalan.
Namun, MA secara tegas menolak dengan dalih bahwa di lokasi tempat korban meminta untuk diturunkan, terbilang jarang ada mobil angkutan yang melintas.
"Dia minta turun di Pasar Loak, karena malam gak ada mobil. Ya enggak saya turunin. Dia mau ke Madura," dalihnya.
Baca juga: Masih Ingat Video Vina Garut yang Viral, Dipenjara Kok Bisa Hamil dan Gendong Anak di Luar
Baca juga: Waspada Penculikan Anak, Sindikatnya Tertangkap 10 Anak dari Berbagai Daerah Diselamatkan
Baca juga: Siasat Licik dan Akal Bulus Manager Dealer Motor di Tulungagung Nodai Tiga Staf Pemasaran Wanita
Baca juga: Siasat Licik Germo Pedayai 2 Gadis Cantik Layani Pria Hidung Belang Tanpa Bayaran Sejak 2019
Bahkan saat kedua orang penumpangnya itu nekat keluar meloncat dari atas mobil dengan membuka paksa pintu sisi kiri mobil, MA mengaku, menyadari.
"(Korban loncat saat pelan) iya saat kalem. Enggak (menarik tubuh korban)," ujarnya.

Namun saat disinggung mengenai alasannya memegang beberapa bagian tubuh korban selama perjalanan, di dalam mobil.
Raut wajah MA yang semula membelalak menyampaikan rentetan dalihnya itu, mendadak tertunduk berubah 180 derajat menjadi tersipu malu, seraya mengakui perbuatannya itu dilatarbelakangi kekhilafan.