Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Sapi
Wabah PMK di Kota Blitar Belum Ditemukan, Masyarakat Diminta Kenali Tanda Sapi Tak Sehat Seperti Ini
Tim Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar mengecek kesehatan sapi di Pasar Hewan Dimoro, Kota Blitar
Penulis: Samsul Hadi | Editor: faridmukarrom
Laporan Wartawan Samsul Hadi
TRIBUNMATARAMAN.COM I BLITAR - Tim Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar mengecek kesehatan sapi di Pasar Hewan Dimoro, Kota Blitar, Selasa (10/5/2022).
Pengecekan kesehatan sapi itu untuk pencegahan dan mengantisipasi merebaknya wabah penyakit mulut dan kaki (PMK) pada hewan.
Petugas memeriksa suhu, kuku, dan mulut pada sapi yang dijual di Pasar Hewan Dimoro Kota Blitar.
Petugas juga mendata pedagang dan peternak sapi yang sedang bertransaksi di Pasar Hewan Dimoro Kota Blitar.
"Hasil sementara pengecekan, rata-rata suhu tubuh sapi normal di bawah 39 derajat celcius," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar, Rodiyah.
Rodiyah mengatakan kegiatan itu juga sekaligus untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para pedagang dan peternak sapi soal wabah PMK pada hewan.

Petugas memberikan sosialisasi terkait tanda klinis hewan terkena penyakit mulut dan kuku.
Adapun tanda klinis hewan terkena penyakit mulut dan kuku, yaitu, demam tinggi mencapai 39-41 derajat celcius dan luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah.
Keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, tidak mau makan, pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, dan napas cepat.
"Pedagang dan peternak kami minta mengenali tanda-tanda klinis itu pada sapi. Kami juga mengimbau pedagang untuk mengecek kesehatan sapi sebelum transaksi," ujarnya.
Pedagang sapi, Hermanto mengatakan penjualan sapi di Pasar Hewan Dimoro tidak terpengaruh dengan wabah penyakit mulut dan kuku.
Menurutnya, penjualan sapi justru ramai dan harganya baik saat Hari Raya Idul Fitri 2022 ini.
Pada hari pasaran ini, ia membawa lima ekor sapi dan sudah terjual empat ekor.
"Insyaallah di Pasar Hewan Dimoro Kota Blitar aman dari wabah penyakit mulut dan kuku. Para pedagang dan peternak sudah mengantisipasi," katanya.
Sebagai pedagang, Hermanto sudah menjaga kesehatan pada sapi yang akan dijual. Untuk makanan dan kebersihan kandang selalu dijaga.
Ia memastikan sapi yang hendak dijual dalam kondisi sehat.
"Kami, para pedagang tidak mungkin menjual sapi dalam kondisi sakit, karena risiko. Sapi yang hendak kami jual, kondisinya pasti sehat," katanya.
Mentan dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Minta Masyarakat Tak Panik
Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat tidak panik terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan yang banyak ditemukan di Jawa Timur.
Menurut Syahrul jika wabah penyakit ini tidak menular kepada manusia.
Syahrul menegaskan hal ini seusai menghadiri rapat koordinasi terkait penanganan PMK bersama Pemprov Jatim di Gedung Negara Grahadi Kota Surabaya, Senin (9/5/2022) malam.
"PMK pada sapi ini tidak menular pada manusia itu yang terpenting," kata Syahrul kepada wartawan.
Hasil rapat bersama sejumlah menteri kabinet disebutkan juga menegaskan hal serupa.
Syahrul mengutip penjelasan dari Kementerian Kesehatan yang mengungkapkan jika PMK tidak menular kepada manusia.
Sekalipun demikian, Syahrul menegaskan pihaknya bersama Pemprov Jatim terus berupaya mengatasi persoalan ini. Apalagi, terdapat beberapa daerah di Jatim yang diketahui ditemukan PMK.
Saat ini, PMK pada hewan masih dilakukan tahap penelitian lanjutan di laboratorium di Surabaya.
"Sesudah itu baru ditentukan vaksin yang cocok dan kemungkinan vaksinnya tadi Ibu Gubernur (sampaikan) kita buat sendiri saja seperti yang lalu ternyata cukup ampuh," ungkapnya.
Hal serupa juga disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Terkait PMK ini, Khofifah meminta masyarakat tidak panik. Apalagi, sudah ada penegasan dari kementerian terkait jika PMK tidak menular pada manusia.
"Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini tidak menular pada manusia," kata Khofifah.