Penyakit Mulut dan Kuku di Sapi
Sapi di Jawa Timur Diserang Pagebluk, Mentan dan Gubernur Khofifah Kompak Minta Masyarakat Tak Panik
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat tidak panik terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan yang banyak ditemukan di Jawa
Laporan Wartawan Yusron Naufal Putra
TRIBUNMATARAMAN.com | SURABAYA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta masyarakat tidak panik terkait Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan yang banyak ditemukan di Jawa Timur.
Menurut Syahrul jika wabah penyakit ini tidak menular kepada manusia.
Syahrul menegaskan hal ini seusai menghadiri rapat koordinasi terkait penanganan PMK bersama Pemprov Jatim di Gedung Negara Grahadi Kota Surabaya, Senin (9/5/2022) malam.
"PMK pada sapi ini tidak menular pada manusia itu yang terpenting," kata Syahrul kepada wartawan.
Hasil rapat bersama sejumlah menteri kabinet disebutkan juga menegaskan hal serupa.
Syahrul mengutip penjelasan dari Kementerian Kesehatan yang mengungkapkan jika PMK tidak menular kepada manusia.
Sekalipun demikian, Syahrul menegaskan pihaknya bersama Pemprov Jatim terus berupaya mengatasi persoalan ini. Apalagi, terdapat beberapa daerah di Jatim yang diketahui ditemukan PMK.
Saat ini, PMK pada hewan masih dilakukan tahap penelitian lanjutan di laboratorium di Surabaya.
"Sesudah itu baru ditentukan vaksin yang cocok dan kemungkinan vaksinnya tadi Ibu Gubernur (sampaikan) kita buat sendiri saja seperti yang lalu ternyata cukup ampuh," ungkapnya.
Hal serupa juga disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Terkait PMK ini, Khofifah meminta masyarakat tidak panik. Apalagi, sudah ada penegasan dari kementerian terkait jika PMK tidak menular pada manusia.
"Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ini tidak menular pada manusia," kata Khofifah.
Penyakit Mulut dan Kuku Serang 150 Sapi di Lumajang
Diketahui total ada 150 sapi di Lumajang diduga terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala UPT Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang Totok menjelaskan, merebaknya wabah PMK, masyarakat disarankan sementara waktu tidak mengonsumsi beberapa bagian daging sapi. Di antaranya seperti cingur atau mulut sapi, lidah sapi, kikil atau kaki sapi, dan jeroan seperti babat, limpa, dan hati.