Tegaskan Reog Milik Indonesia, Seniman Gelar Pertunjukan Reog di Depan DPRD Jatim

Para seniman Reog menggelar pertunjukan di depan gedung DPRD Jatim. Tujuannya, untuk menegaskan bahwa Reog milik Indonesia, bukan Malaysia

Editor: eben haezer
tribunjatim/febrianto ramadhani
Para Pelaku Seni Reog yang bergabung dalam Persatuan Unit Unit Reog Surabaya (Purbaya), menggelar aksi simpatik di depan Gedung DPRD Jatim, Senin (25/4/2022).  

Reporter: Febrianto Ramadhani

TRIBUNMATARAMAN.com | SURABAYA - Persatuan Unit Unit Reog Surabaya (Purbaya), menggelar aksi simpatik di depan Gedung DPRD Jatim, Senin (25/4/2022).

Aksi itu simbol penolakan mereka terhadap upaya Malaysia yang menganggap Reog Ponorogo sebagai budaya asli dari negeri jiran.

Aksi simpatik digelar dengan pertunjukan Reog yang dilakukan meski di bawah terik matahari. 

Tubuh salah satu seniman yang ikut serta, diberi tulisan "Reog Milik Indonesia"

Sejumlah seniman tetap antusias menari dibawah terik matahari yang panas. Tak ketinggalan, salah satu tubuh sang penari nampak bertuliskan Reog Milik Indonesia.

Ketua Purbaya, Siswadi menerangkan, aksi ini merupakan desakan kepada pemerintah agar segera mendaftar Reog Ponorogo ke Unesco. 

"Aksi ini juga sebagai kritik bagi pemerintah karena lamban menyikapi tingkah laku Malaysia, yang sudah mengklaim dua kali ini," ujarnya di sela sela acara.

Menurutnya, dari kedutaan menyatakan tidak akan mendaftarkan Reog ke Unesco. Namun nyatanya yang mau didaftarkan adalah Tari Barong dengan wujud Reog. 

"Dari hal itu menunjukkan bahwa kita mau dibohongi. Jangan sampai ditikung lagi oleh Malaysia, kalau Budaya Reog diambil alih padahal ini milik dan kehormatan bangsa. Reog milik Ponorogo dan Indonesia bukan milik siapa siapa," tegasnya.

Dirinya berharap, pemerintah menjadikan permasalahan tersebut sebagai nomor satu. Sehingga, Reog Ponorogo harus segera didaftarkan ke Unesco sebagai warisan budaya.

"Saya minta permasalahan ini jadi prioritas. Bukan di nomor dua, tiga, atau empat. Saya berharap pemerintah memperhatikan betul. Jangan sampai budaya budaya yang lainnya ikut diklaim," ungkapnya.

Rencananya, kata dia, pihaknya mencari keberadaan Kantor Konjen Malaysia di Surabaya. Ternyata hasilnya nihil.

"Kalau tidak diperhatikan saya pergi ke Jakarta, meluruk ke Kedutaan Malaysia untuk protes melakukan aksi serupa," tandasnya.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved