Kecelakaan KA Vs Honda Brio di Jambangan
Keterangan Saksi Mata Kecelakaan Maut Honda Brio Vs KA Sancaka di Jambangan: Sudah Teriaki Korban
Saksi mata kecelakaan maut antara mobil Honda Brio dengan KA Sancaka di Jambangan, Surabaya, mengaku sudah berusaha menghentikan korban.
Reporter: Luhur Pambudi
TRIBUNMATARAMAN.com | SURABAYA - Kronologi kecelakaan maut Honda Brio dengan KA Sancaka di Jambangan Surabaya yang menewaskan 3 remaja, terungkap.
Penjaga perlintasan KA swadaya, Sukarno (47) menerangkan, insiden tersebut terjadi sekitar 23.00 WIB.
Saat itu, kendaraan Honda Brio bernopol L-1120-QC melaju dari arah barat menuju ke timur.
Saat KA Sancaka Jurusan Surabaya-Bandung hendak melintas dari arah utara ke selatan, Sukarno mengaku telah melakukan mekanisme pemberian tanda berhenti kepada setiap kendaraan yang akan melintas, dari arah barat ataupun timur.
Baca juga: Kecelakaan Kereta Api VS Honda Brio di Jambangan Surabaya, Tiga Remaja Tewas
Terbukti, dari arah timur atau dari arah Injoko, terdapat tiga pengendara motor yang berhenti mengikuti isyaratnya.
Namun, tidak dengan mobil Honda Brio nahas tersebut.
Sukarno menyebutkan, mobil tersebut malah melaju dengan kencang seperti tidak mengindahkan sama sekali petunjuk tanda berhenti yang dilakukannya.
"Dari timur ada motor 3, kalau gak salah. Motor sudah berhenti. Ada mobil satu dari arah barat, jalan terus. Saya stop masih jalan terus, gak mau berhenti," ujarnya pada awak media di lokasi, Senin (25/4/2022) dini hari.
Sukarno juga telah meneriaki pengemudi mobil tersebut.
Bahkan upaya yang dilakukan pria berkaca mata itu, juga diikuti oleh empat orang warga yang ikut nongkrong berjaga bersama dirinya di bahu jalan perlintasan rel KA tersebut.
"Sudah saya teriaki. Empat orang sudah teriak gak karu-karuan. Kan ada orang nongkrong di sini. Sudah saya stop. Enggak sempat berhenti. Langsung jalan terus, enggak mau berhenti," jelasnya.
Menurut dia, mobil tersebut melaju melintasi perlintasan rel tersebut, lebih dari 50 Km/jam. Pasalnya, sama sekali Sukarno tidak mendapati adanya upaya pengurangan kecepatan dari mobil tersebut.
Tak pelak. Mobil akhirnya dihantam KA tersebut dalam keadaan melaju kencang, hingga terseret sejauh 47 meter ke arah selatan.
"Dari arah barat. Kendaraannya kalau enggak salah 50 km/jam lebih," pungkas pria yang telah menjadi petugas penjaga perlintasan KA swadaya di sana sejak lima tahun lalu.
Hal senada juga disampaikan oleh seorang warga yang ikut duduk di pos perlintasan swadaya tersebut, Matsidi (45).
Dia mengaku langsung berlari menjauh ke arah timur jalan, setelah mendapati adanya mobil berwarna merah itu, melaju kencang, tanpa ada upaya melakukan pengereman meskipun keberadaan KA semakin dekat.
Hal itu langsung dilakukannya, lantaran Matsidi tak ingin, dirinya mati konyol terseruduk mobil yang melaju seperti tanpa melakukan pengereman sama sekali.
"Tapi mobil jalan kayak enggak ngerem. Saya duduk sini, saya lalu lari takut ketemper mobilnya. Saya lari ke sana. Itu kopi saya masih di situ," pungkas Matsidi.