Berita Kediri
Bangkit Dari Pandemi, Ekspor Kota Kediri Tumbuh 8 Persen
Triwulan I tahun 2021, nilai ekspor Kota Kediri mencapai Rp 51,4 miliar, sedangkan di triwulan I tahun 2022 naik menjadi Rp 55,6 miliar.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.com | KEDIRI - Ekspor Kota Kediri periode Januari hingga Maret 2022 telah mengalami pertumbuhan. Angka ekspor secara year-on-year tercatat tumbuh 8 persen dengan nilai ekspor terbesar dari sektor pengolahan tembakau.
Menurut Tanto Wijohari, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Kediri menjelaskan, pertumbuhan angka ekspor di triwulan I meningkat dibandingkan pada triwulan I tahun 2021.
Triwulan I tahun 2021, nilai ekspor Kota Kediri mencapai Rp 51,4 miliar, sedangkan di triwulan I tahun 2022 naik menjadi Rp 55,6 miliar.
Menurutnya, pandemi Covid-19 memberikan dampak serius terhadap produktivitas kegiatan perekonomian di Kota Kediri.
Bahkan beberapa perusahaan terpaksa melakukan pengurangan karyawan yang berimbas pada berkurangnya nilai ekspor.
“Kita patut bersyukur karena di tengah situasi ketidakpastian global dan biaya logistik yang melonjak tinggi, nilai ekspor kita kembali beranjak naik,” jelas Tanto Wijohari, Sabtu (16/4/2022).
Berdasarkan data yang dirilis Disperdagin terkait nilai ekspor triwulan I tahun 2022, bulan Januari Rp 17,2 miliar, Februari Rp 16,01 miliar dan Maret mencapai Rp 22,3 miliar.
Terdapat 5 komoditas terbesar penyumbang ekspor di Kota Kediri, yaitu produk hasil pengolahan tembakau, pembekuan hasil laut dan produk kayu.
Komoditas tersebut dengan tujuan ekspor, Jepang, Tiongkok, Malaysia, Singapura, Prancis, Belgia dan Taiwan.
Negara-negara tersebut menerapkan kebijakan yang lebih longgar sehingga barang-barang dari luar negeri lebih mudah mendapatkan izin masuk.
Dijelaskan, Disperdagin terus menggalakkan peningkatan ekspor melalui berbagai upaya. Salah satunya adalah mendorong para pelaku UMKM untuk merambah pasar ekspor. Disperdagin saat ini tengah merancang Export Bootcamp, yaitu kelas edukasi untuk mempersiapkan calon-calon eksportir lokal untuk memahami dunia perdagangan internasional, bekerjasama dengan Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan RI.
“Kami juga terus jalin komunikasi dengan Export Center Surabaya (ECS) untuk memberikan konsultasi teknis bagi calon eksportir asal Kota Kediri yang menemui kendala,” jelasnya.
Selain itu juga giat mengidentifikasi potensi-potensi baru yang dapat didorong untuk ekspor, seperti ikan hias, serbuk rempah, bumbu masak dan makanan ringan.
Para pelaku usaha juga akan difasilitasi untuk mengakses layanan Kampus UMKM Shopee di Malang yang diresmikan Gubernur Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Platform marketplace ini menawarkan kesempatan bagi pelaku UMKM yang potensial untuk bergabung dalam Program Ekspor Shopee.
Upaya peningkatan ekspor merupakan bentuk strategi pemulihan perekonomian akibat pandemi Covid-19.
"Peningkatan volume ekspor tentu berkontribusi positif bagi penyerapan tenaga kerja dan meningkatnya derajat kesejahteraan masyarakat," jelasnya.