Pembunuhan Dokter Muda
Kronologi Penangkapan Pembunuh Dokter Muda Asal Tulungagung, Informasinya Lebih dari Satu Orang
Penangkapan pelaku bersamaan dengan penemuan mobil Kijang Innova milik korban yang dibawa kabur pelaku, Jumat (15/4/2022).
TRIBUNMATARAMAN.COM I TULUNGAGUNG Pembunuh Bagus Prasetya Lazuardi (25), mahasiswa kedokteran UB, Malang sudah di tangan Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim.
Namun siapa saja sosoknya, penyidik masih belum memberikan keterangan resmi.
Namun informasi yang beredar, pembunuh dokter muda asal Tulungagung itu lebih dari satu orang.
Begitu pula, apakah pembunuhan Bagus yang sosoknya dikenal baik di tempat tinggalnya di Tulungagung, apakah direncanakan atau tidak juga belum ada keterangan resmi.
Kronologi Penangkapan
Direskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Totok Suharyanto, mengakui jika pelaku pembunuhan Bagus sudah diamankan oleh Tim Jatanras Polda Jatim.
Lokasi penangkapan berada di wilayah hukum Kabupaten Malang.
Penangkapan pelaku bersamaan dengan penemuan mobil Kijang Innova milik korban yang dibawa kabur pelaku, Jumat (15/4/2022).
Mobil milik korban ditemukan sekitar pukul 17.30 WIB.
Atau beberapa saat sebelum adzan salat Maghrib berkumandang di daerah Malang.
Di singgung mengenai jumlah pelaku pembunuhan yang sudah diamankan. Totok enggan menyampaikannya secara rinci.
Hingga kini proses penyidikan terhadap pelaku, masih terus berlangsung. Dalam waktu dekat, bakal dilansir ke publik.
"Benar. Tapi masih proses pemeriksaan pembuktian," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (15/4/2022).
Sementara itu, Kasubdit III Jatanras Direskrimum Polda Jatim, AKBP Lintar Mahardono menjelaskskan, bersamaan dengan penemuan mobil, pihaknya langsung mengobservasi lokasi sekitar.
"Mobil sudah ditemukan beberapa orang saksi sudah diperiksa, mohon doanya sabar, InsyaAllah bisa kami ungkap," jelasnya.

Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Adhi Putranto Utomo mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap kekasih korban, TS.
Pemeriksaan tersebut, berlangsung pada Rabu (13/4/2022), atau sehari pascamayat korban ditemukan
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap TS. Pacar korban mengaku kepada penyidik, bahwa dirinya terakhir kali bertemu dengan korban pada Jumat (8/4/2022), atau lima hari sebelum korban ditemukan tidak bernyawa.
Dan pada hari itu. Adhi menambahkan, TS mengaku kepada penyidik, hanya keluar mencari makan dan kemudian pulang.
"Tanggal 8 itu, pengakuan kekasihnya, korban sudah tidak ada kabar," ujar Adhi pada awak media di Pasuruan.
Sekadar diketahui, Bagus Prasetya Lazuardi merupakan seorang mahasiswa aktif yang berkuliah di jurusan kedokteran sebuah kampus terkemuka di Malang.
Saat ditemukan, pertama kali oleh para saksi dan penyidik kepolisian, di lahan kosong, Dusun Krajan, Purwodadi, Pasuruan, pada Selasa (12/4/2022).
Mayat dokter muda ini, ditemukan dalam keadaan tubuh menghitam.
Kemudian, terdapat beberapa bercak darah yang telah mengering membekas di tangan kirinya.
Diduga kuat, korban tewas karena dibunuh. Hal itu ditengarai dari posisi letak mayat tersebut pertama kali ditemukan.
Yakni ditutupi semak-semak, yang diduga bertujuan untuk mengaburkan keberadaan mayat.
Namun sepintas hanya terlihat dan tangan dan kaki sebagian dari kejauhan.
Saat diidentifikasi oleh Tim Inafis Polres Pasuruan, mayat masih mengenakan pakaian lengkap.
Yakni memakai jaket hitam, dan celana jeans hitam. Kemudian, arloji masih melingkar di pergelangan tangannya, sabuk, serta uang tunai Rp150 ribu.
Sebelumnya diberitakan, kematian dokter muda, Bagus Prasetya Lazuardi, putra dr Tutit Lazuardi Sp.OG (K) di tangan orang tak dikenal tak hanya dirasakan pihak keluarga.
Ibu-ibu di Tulungagung juga merasa kehilangan atas tewasnya Bagus yang jasadnya ditemukan di semak-semak di sebuah lahan kosong di Purwodadi, Pasuruan.
Karena banyak di antara ibu-ibu di Tulungagung ditolong oleh ayah korban, dr Tutit Lazuardi, Sp.OG (K).
Sosok Anak yang Baik
Beberapa komentar di media sosial menunjukkan seolah mereka (ibu-ibu) turut tersakiti dengan kepergian Bagus.
"Minggu malam beliau menangani kelahiran buah hati saya. Beliau orang baik, sabar dan profesional. Insyaallah anaknya juga orang baik seperti ayahnya," tulis Tinasaf_.
"Selamat jalan dek Bagus, anaknya pendiam, baik gak neko2 meski sekeluarga dokter semua. Apalagi ibunya baik bgt, ya allah," komentar Aning1823.
"Beliau sekeluarga baik sekali dengan keluarga saya. selalu membantu orang yang membutuhkan," komentar Aro_faqots
Begitu pula akun 26andiwijaya menyebut dr Tutit seperti ayahnya karena baik dan banyak membantu kelahiran 3 putranya.

Ketua RW 5 Kelurahan Kepatihan Kecamatan Tulungagung tempat dr Tutit sekeluarga tinggal, Budiati, juga mengaku kehilangan Bagus.
"Anaknya baik sekali, ramah. Sering juga ketemu kalau jamaah di masjid," ucap Budiati.
Selepas lulus dari SMAN 1 Boyolangu, Bagus kuliah di FK UB dan banyak tinggal di Malang.
Namun jika pulang ke Tulungagung, Bagus masih sering sambang ke tetangga.
Apalagi jika lebaran tiba, Bagus selalu mengajak kakak dan adiknya berkeliling ke tetangga sekitar.
"Suka berlama-lama di tetangga. Jadi gak sekadar datang terus pulang," ucap Budiati.
Perempuan yang berprofesi sebagai guru kimia ini juga memuji ketabahan hati dr Tutit.
Ia berkisah, sempat ditelepon polisi dari Polsek Tulungagung untuk memberitahu keluarga dr Tutit, jika Bagus ditemukan meninggal.
Karena sanggup mengabari berita duka itu, Budiati mengajak menunggu Kanit Reskrim Polsek Tulungagung untuk bersama-sama ke dr Tutit.
Namun setelah dikabari, orang tua Bagus itu sudah mendapat kabar dr Polsek Purwodadi Pasuruan.
"Dan ternyata beliau sangat tabah. Beliau bisa mengendalikan diri," tuturnya.
Periksa CCTV di Sekitar Lokasi Penemuan
Sementara itu, Satreskrim Polres Pasuruan terus bekerja mengungkap atas kasus tewasnya seorang mahasiswa, Bagus Prasetya Lazuardi yang ditemukan tewas mengenaskan di sebuah lahan kosong, Purwodadi.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan, AKP Adhi Putranto Utomo, mengatakan selain memeriksa saksi, baik itu pacar korban ataupun di lokasi penemuan mayat, pihaknya juga mulai memeriksa CCTV.
"Kami periksa CCTV yang sekiranya lokasi tidak jauh dari lokasi penemuan mayat mahasiswa jurusan kedokteran ini," kata Adhi, sapaan akrab Kasatreskrim Polres Pasuruan, Jumat (15/4/2022).
Dia mengatakan, ada beberapa CCTV yang akan diperiksa, termasuk yang dari arah Tol Purwodadi. "Barangkali akan ada petunjuk dari rekaman CCTV itu," lanjut Kasatreskrim saat dihubungi.
Kasat menyebut, barang bukti sekecil apapun sangat penting dalam pengungkapan kasus ini secara utuh. "Kami mohon doa dan dukungannya, agar pelaku bisa segera ditangkap dan kasus terungkap," jelasnya.
Menurutnya, pemeriksaan terhadap kekasihnya, TS memang sudah dilakukan. Saat itu, TS hanya keluar mencari makan dan setelah itu pulang. "Tanggal 8 itu,pengakuan kekasihnya, korban sudah tidak ada kabar," paparnya.
Disampaikan Kasat, dalam kasus ini, semua barang berharga milik BLP, warg Trenggalek ini hilang. "Untuk sementara, yang belum ditemukan adalah mobil dan handphone pribadi mili korban," jelasnya
Termasuk, kata Kasat, dompet dan beberapa identitas di dalamnya juga raib. Yang ditemukan di lokasi, korban hanya memakai jam , sabuk dan pakaian lengkap. Serta ada uang tunai Rp 150 ribu.
Seperti yang diberitakan sebelumnya BPL diketahui sebagai seorang mahasiswa jurusan kedokteran di sebuah kampus di Malang.
Yang bersangkutan berusia 25 tahun. Dari data yang didapatkan kepolisian, dia tinggal di Tulunganggung, Jawa Timur.
Saat ditemukan, mayat dokter muda ini kondisinya mengenaskan. Tubuhnya sudah menghitam. Ada beberapa darah yang membekas di tangan kirinya.
Dugaan kuat, anak muda ini menjadi korban pembunuhan. Indikasi lainnya, diduga kuat mayat sudah beberapa dibuang di lokasi penemuan. Mayat ditutupi semak - semak untuk tidak menarik perhatian.
Hanya terlihat dan tangan dan kaki sebagian dari kejauhan. Mayat masih menggunakan pakaian lengkap saat ditemukan. Dia masih memakai jaket hitam, dan celana jeans hitam.
Bahkan, arloji pun juga masih di tangan. Selain itu, sabuk pun juga masih ada. Sedangkan barang berharga lainnya, tidak ditemukan di lokasi penemuan. (Galih Lintartika/David Yohanes/Luhur Pambudi)