Berita Probolinggo
Tangan Dingin Guru SD di Probolinggo Jadikan Bonsai yang Dulu Tak Layak, Kini Bernilai Ratusan Juta
Di tangan seorang guru SD di Kota Probolinggo, tanaman bonsai yang dianggap tak layak jual, dirawat dengan baik hingga kini bernilai ratusan juta
Memang tidak mudah merawat dan membentuk bonsai dengan sejumlah kekurangan tersebut. Prosesnya juga memakan waktu lama.
Usai mengajar, Bawon menyempatkan waktu menyiram dan menyemprot insektisida pada bonsai agar terbebas dari serangan tungau laba-laba.
Bebarengan dengan aktivitas itu, Bawon membentuk akar sulur menggunakan bantuan sedotan plastik. Tiap akar sulur dimasukkan ke dalam sedotan plastik agar lurus menggantung ke bawah.
Cara lain yang diterapkan, bonsai dalam pot diletakkan di atas batu bata guna menjaga kelembaban.
"Biaya perawatannya tergolong cukup murah, sekitar Rp 32 ribu sebulan untuk membeli insektisida. Namun, butuh ketelatenan dalam proses perawatan. Saya membutuhkan waktu 8 tahun hingga Bonsai Beringin Kimeng tumbuh elok," ungkap warga Kelurahan Jrebeng Lor, Kedupok, Kota Probolinggo ini.
Di samping itu, Bonsai Beringin Kimengnya langganan menyabet gelar juara dalam kontes tingkat lokal maupun nasional.
Baru-baru ini, bonsai tersebut meraih peringkat kedua tingkat utama di ajang Bonsai Nasional Probolinggo 2022 "The Passion of Bonsai" yang dihelat di Lapangan Yon Zipur, Jalan Soekarno Hatta, Kota Probolinggo.
Sebanyak 540 pohon bonsai kelas nasional mengikuti kontes ini pada kategori prospek, pratama, madya dan utama. Acara yang berlangsung 19 Maret sampai 27 Maret 2022 ini diiukuti peserta yang berasal dari wilayah Jawa Timur, Tangerang, Bali dan Makassar.
"Totalnya Bonsai Beringin Kimeng milik saya sudah meraih empat gelar di kontes tingkat lokal dan nasional. Hal tersebut juga mempengaruhi harga jual bonsai. Memelihara bonsai adalah hobi yang menguntungkan," pungkasnya. (nen)