Berita Surabaya

Akibat Terpengaruh Mabuk Lem, Pengamen Asal Palembang Nyaris Rupadaksa Karyawan SPG Mall di Surabaya

Arief pemuda berusia 28 tahun terpaksa berurusan dengan polisi karena melakukan percobaan rudapaksa terhadap seorang SPG Mall di Kota Surabaya

Editor: faridmukarrom
Tribunnews
Ilustrasi korban rupadaksa oleh tiga pemuda di Lampung Selatan 

Laporan Wartawan Luhur Pambudi

TRIBUNMATARAMAN.com | Surabaya - Arief pemuda berusia 28 tahun terpaksa berurusan dengan polisi karena melakukan percobaan rudapaksa terhadap seorang SPG Mall di Kota Surabaya, Sabtu (5/3/2022) malam.

Parahnya, aksi tak senonoh pemuda bertato pada kedua lengannya tangannya itu, dilakukan di atas trotoar bahu Jalan Dukuh Menanggal, Dukuh Menanggal, Gayungan Surabaya, sekitar pukul 21.00 WIB.

Awal mula kejadian itu diketahui saat korban yang berusia 32 tahun sempat terjerembab jatuh, hingga beberapa bagian pakaiannya berhasil ditanggalkan secara paksa oleh tersangka.

Namun pada akhirnya aksi tersangka berhasil digagalkan oleh warga dan para pengendara, yang melintas tak jauh dari lokasi kejadian. 

Baca juga: Transaksi 1 Galon Sabu Seniman Tato Surabaya Ditangkap, Dalihnya Untuk Stamina & Munculkan Inspirasi


Arief yang diketahui cuma lulusan SMP itu, sekonyong-konyong mengakui jika perbuatan tak senonoh yang dilakukan terhadap korban SPG pada malam itu, karena dirinya sedang mabuk seusai menghirup lem.

Kebiasaan mabuk dengan mengandalkan aroma menyengat lem yang dihirup secara berulang-ulang itu, diakuinya juga telah dilakukan Arief sejak berusia anak-anak.

"Saya ngelem itu. Ngelem Aibon. Saya ngelem dari kecil," ujarnya, saat diinterogasi penyidik, Rabu (23/3/2022).

Aksi percobaan rudapaksa yang dilakukannya pada pukul 21.00 WIB, lanjut Arief, merupakan pertama kali.

Sebelumnya, ia sama sekali tidak pernah melakukan aksi nekat percobaan rudapaksa, selama merantau ke Jakarta hingga ke Kota Surabaya.

Baca juga: Hindari Macet, Ini Titik-titik yang Jadi Pusat Unjuk Rasa Pengemudi Ojek Online di Surabaya Besok

Ia mengaku, dirinya khilaf karena sedang mabuk dibawah pengaruh aroma lem yang baru saja dihirupnya.

"Saya ngelem, saya khilaf. Waktu kejadian sepi. Iya malam jam 9. Enggak (nonton film porno)," jelasnya.

Arief mengaku tidak memiliki sanak famili di Kota Surabaya. Ia hidup sendirian di tempat perantauan.

Sebelum tiba di sebuah Kota berjuluk Kota Pahlawan ini, ia pernah merantau beberapa bulan di Jakarta.

Meskipun dalihnya merantau. Arief mengungkapkan, dirinya belum memiliki pekerjaan tetap.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved