Pengakuan Kanti Umi Tega Bunuh Anak Kandung, Kondisi 2 Anak Lainnya Kritis Sampai Harus Dirujuk

Ibu yang tega membunuh anak kandungnya, Kanti Umi (35) memberikan pengakuan mengejutkan ke polisi. Ini alasannya aniaya anak jam 4 pagi

Penulis: Alif Nur Fitri P | Editor: eben haezer
Istimewa
Kanti Umi (35) ibu di Brebes yang menganiaya ketiga anaknya hingga satu tewas 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Ibu yang tega membunuh anak kandungnya, Kanti Umi (35) memberikan pengakuan mengejutkan ke polisi.

Wanita yang sehari-hari dikenal pendiam itu, mengungkapkan alasannya menganiaya tiga anaknya hingga satu tewas.

Pengakuan Kanti Umi diungkapkan oleh Kasatreskrim Polres Brebes, AKP Syuaib Abdullah.

Baca juga: Kondisi Jasad Bu Bidan & Anaknya saat Ditemukan di Kolong Tol, Pantas Polisi Sampai Menangis

AKP Syuaib masih mendalami kondisi kejiwaan pelaku yang tiba-tiba menyerang anaknya pada Minggu (20/3/2020) pukul 04.00 WIB.

Namun, pelaku sempat mengaku mendapat bisikan gaib hingga tega melakukan penganiayaan yang berujung hilangnya nyawa anak keduanya.

"Untuk pelaku apakah depresi atau tidak belum bisa kami pastikan karena masih dalam proses penyelidikan,"

"Tapi sesuai pengakuan pelaku alasan dia melakukan aksi tersebut karena mendapat bisikan gaib," jelasnya.

Adapun sesuai keterangan warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP), keseharian pelaku tidak menunjukkan gelagat aneh atau normal seperti warga biasanya.

Kondisi Kedua Anak Lainnya Kritis

Diketahui, ketiga anak Kanti Umi adalah KS (10), AR (7), dan EM (5).

AR (7) tewas di tangan ibunya dengan luka gorokan di lehernya.

Sedangkan KS (10) dan EM (5) mengalami luka serius di leher dan dadanya hingga harus mendapatkan perawatan intensif.

Keduanya sempat mendapat perawatan di Puskesmas Tonjong lalu dibawa ke RSU Siti Aminah Bumiayu.

Karena mengalami kondisi kritis, KS dan EM dirujuk ke Rumah Sakit Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto, pada Minggu (20/3) siang.

Kepala Bagian Umum RSUD Margono Purwokerto, Dr Veronica Dwi membenarkan dua pasien rujukan dari RS Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu, Brebes.

"Betul, siang ini ada 2 pasien rujukan ke IGD RS Margono Soekarjo dari RS Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu dan saat ini sedang dilakukan terapi dan penanganan medis," ujarnya dilansir dari Tribunbanyumas.com

Demi menghormati privasi korban, pihak rumah sakit menjaga informasi detail pasien dan pihak keluarga juga enggan memberikan keterangan.

Baca juga: Kondisi Marc Marquez setelah Kecelakaan Hebat di Sirkuit Mandalika, Curhat Kekecewaannya

Kronologi

Diwartakan sebelumnya, Kanti Umi melakukan penganiayaan terhadap ketiga anaknya di dalam kamar pada Minggu (20/3/2022) sekitar pukul 04.00 WIB.

Anak keduanya, AR (7) tewas ditangannya , sedangkan KS (10) dan EM (5) mengalami luka parah di leher dan dada.

Warga yang mengetahui kejadian itu langsung mengamankan Kanti Umi yang sempat histeris dan pingsan setelah kejadian.

Bahkan saat berusaha diamankan warga, Kanti Umi sempat mencekik salah satu tetangganya hingga korban syok.

Diketahui, Kanti Umi tinggal bersama bibinya, Hamidah dan ketiga anaknya di rumah.

Sedangkan sang suami bekerja di Jakarta sebagai satpam sejak enam bulan lalu.

Suaminya langsung pulang setelah mendapat kabar mengejutkan tersebut.

Sementara itu, pelaku dan saksi dibawa ke Polres Brebes untuk menjalani pemeriksaan.

Sosok Kanti Umi, Pernal Lakoni Pekerjaan ini

Keseharian Kanti Umi diungkap oleh salah satu tetangganya, Sumiarti (85) yang tinggal di depan rumahnya.

Sumiarto mengaku tak menyangka, sebab ia mengenal Kanti Umi sebagai sosok yang pendiam dan cukup tertutup.

"Jujur saya masih tidak menyangka, karena keseharian pelaku ini orangnya pendiam, tidak banyak ngomong, tidak pernah duduk main ke tetangga, dan sangat sayang kepada anak-anaknya,"

"Saya juga tidak pernah mendengar pelaku memarahi anak-anaknya, kelihatan sayang sekali. Makannya warga sini masih sangat shock," kata Sumarti. 

Sebelumnya, Kanti Umi pernah bekerja di Jakarta sebagai makeup artis atau yang berkaitan dengan kecantikan.

Namun, karena alasan tertentu, Kanti Umi akhirnya terkena PHK dan kembali ke kampung halaman.

"Kemungkinan pelaku ini kaget antara kehidupan di kota besar dengan desa lalu memicu depresi. Karena orangnya juga pendiam, jarang berinteraksi dengan tetangga, tapi ya kurang tahu pasti kenapanya," imbuhnya.

Warga sekitar masih shock sampai tidak nafsu makan dan takut masuk ke dalam rumah. 

Baca juga: Jembatan Kutorejo Penghubung Nganjuk-Bojonegoro Ditutup Total Karena Rusak Berat

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved