Berita Probolinggo
Kisah Persahabatan Menyentuh Hati 2 Remaja Pembuat Miniatur Kapal Pinisi di Probolinggo
Ini adalah kisah persahabatan indah antara 2 remaja pembuat miniatur kapal pinisi di kota Probolinggo, Wahyu dan Rizal.
"Hasil penjualan saya gunakan untuk keperluan sekolah, uang saku, selebihnya ditabung untuk membeli ponsel. Sekarang uang tabungan masih terkumpul ratusan ribu," paparnya.
Di sisi lain, Wahyu tak bisa membeli ponsel lantaran himpitan ekonomi. Ayah dan ibunya merantau ke Surabaya bekerja sebagai buruh panggul di salah satu pasar tradisional.
Tiap sebulan sekali, orang tuanya pulang ke Kota Probolinggo memberikan sejumlah uang untuk kebutuhan sehari-hari kepada Wahyu dan kakak perempuannya.
"Uang itu hanya cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Saya ingin mandiri, tak menyusahkan orang tua. Dengan membuat miniatur kapal pinisi saya dan Rizal bisa mendapat penghasilan," urainya.
Sementara, Rizal menimpali, keuntungan yang didapat dari penjualan lima miniatur kapal pinisi sekira Rp 2 juta.
Untuk sementara ini, seluruh penghasilan tersebut, dia berikan kepada Wahyu.
Sebab, menurutnya, Wahyu lebih membutuhkan uang hasil penjualan untuk beragam keperluan, termasuk membeli ponsel.
"Dari pendapatan itu, diambil Rp 500.000 untuk modal. Selebihnya saya berikan kepada Wahyu untuk membeli ponsel dan keperluan lainnya. Saya tak mengambil jatah saya karena belum membutuhkannya. Apapun kondisinya, baik senang maupun susah kami rasakan bersama," pungkasnya.