Berita Tulungagung
Setelah Kecelakaan Bus Harapan Jaya Vs KA Rapih Dhoho, Pemkab Tulungagung Bangun Palang Pintu
Setelah kecelakaan bus Harapan Jaya vs KA Rapih Dhoho, Pemkab Tulungagung akan membangun dua palang pintu di perlintasan kereta api sebidang.
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Pemkab Tulungagung akan membangun dua palang pintu di perlintasan kereta api sebidang.
Satu palang akan dibangun di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru lokasi kecelakaan kereta dengan Bus Harapan Jaya, dan satu lainnya di belakang kampus UIN Satu Tulungagung.
Keputusan ini diambil setelah Bupati melakukan rapat koordinasi dengan Dirjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, Jumat (4/3/2022).
"Rapat koordinasi diperlukan untuk menyamakan persepsi. Karena ini demi keselamatan masyarakat Tulungagung," terang Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo.
Menurutnya, ada 18 perlintasan sebidang tanpa palang pintu di Kabupaten Tulungagung.
Dua titik awal yang dipilih karena dinilai paling rawan.
Perlintasan Desa Ketanon sudah dua kali terjadi kecelakaan, sementara perlintasan Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru banyak digunakan para mahasiswa UIN Satu Tulungagung.
Di lokasi ini juga pernah memakan korban calon mahasiswa baru UIN Tulungagung.
"Palang pintu dua perlintasan ini akan dibangun tahun ini secara bertahap," sambung Maryoto.
Ada sejumlah hal yang harus diselesaikan sebelum membangun palang perlintasan, seperti izin dari Dirjen Perkeretaapian.
Selain itu ada konstruksi yang harus dipenuhi, serta Pemkab Tulungagung wajib menyediakan penjaga yang bekerja 24 jam.
Penjaga ini akan dilatih oleh PT KAI hingga mendapatkan sertifikat.
"Akan dianggarkan, tapi kami juga berharap bantuan dari pusat dan provinsi. Menyesuaikan dengan kemampuan daerah," ujar Bupati.
Hingga saat ini belum diketahui berapa anggaran yang dibutuhkan.
Sebab masih menunggu konstruksi palang perlintasan, bentang jalan, dan juga ada instalasi yang terkoneksi dengan Stasiun Tulungagung.