Berita Kediri
60 Persen Kasus DBD di Kota Kediri Menyerang Usia 17 Tahun ke Bawah
60 persen dari total kasus demam berdarah dengue di Kota Kediri yang terjadi selama Januari Hingga Februari 2022, terjadi pada usia 17 tahun ke bawah
Penulis: Didik Mashudi | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.com | KEDIRI - Sekitar 60 persen dari total kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Kediri yang terjadi selama Januari Hingga Februari 2022, terjadi pada mereka yang berusia kurang dari 17 tahun.
Sepanjang rentang waktu itu, tercatat total ada 49 kasus DBD di Kota Kediri.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dr Fauzan Adima menjelaskan, beberapa upaya telah dilakukan untuk mengantisipasi, misalnya pemberantasan sarang nyamuk dan melakukan fogging di wilayah yang terdapat kasus DBD.
“Fogging dilaksanakan berdasarkan kasusnya, kalau ada kasus di suatu wilayah kita lakukan penyelidikan epidemiologi (PE) terlebih dahulu. Kalau terbukti di sana ada nyamuk dewasa baru dilakukan fogging, tapi kalau tidak ada kasusnya tidak kita lakukan fogging,” jelas dr Fauzan Adima, Selasa (1/3/2022).
Kata dia, kegiatan penyelidikan epidemiologi merupakan langkah vital dalam upaya pemberantasan DBD.
“Fungsinya untuk memastikan apakah kasus ini digigit oleh nyamuk di lingkungan sekitar atau dari tempat lain,” jelasnya.
Namun dr Fauzan tidak menganjurkan kepada masyarakat untuk melakukan fogging secara mandiri.
“Fogging mandiri secara aturan tidak boleh, karena kasus DBD harus dilakukan PE oleh puskesmas. Di samping itu apabila tidak memenuhi prosedur dapat membahayakan masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga telah melakukan upaya pencegahan melalui sosialisasi kepada masyarakat. Dinas Kesehatan Kota Kediri mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan, melalui 3 M (menguras bak mandi secara rutin, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas yang berpotensi menjadi genangan air).
“Kami memiliki kader jumantik (kader pemantau jentik) yang bertugas memantau jentik di rumah-rumah warga,” imbuhnya.
Pihaknya juga sedang giat menggelorakan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak Nyamuk). Di samping itu, upaya memelihara ikan cupang juga merupakan langkah jitu dalam membasmi jentik.
Menurut keterangan dr Fauzan, DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.
“ini sama dengan penyakit virus lainnya. Kalau penyakit virus itu sifatnya bisa sembuh sendiri,” ujarnya.
Sementara untuk pasien DBD dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit. Karena DBD akibat virus dengue dapat menyebabkan pendarahan bahkan kematian.
“Kalau DBD bahayanya bisa terjadi pendarahan nanti kekurangan cairan, sehingga harus diinfus. Kalau sudah sakit perbanyak minum elektrolit untuk menghindari kekurangan cairan,” jelasnya.