Berita Blitar

Cabang Dinas Pendidkan Menghentikan PTMT SMA/SMK Negeri di Tulungagung dan Trenggalek

Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Tulungagung-Trenggalek akhirnya memutuskan menghentikan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) SMA dan SMK.

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
Tribunmataraman.com/david yohanes
Suasana SMAN 1 Boyolangu Tulungagung yang ditutup sementara karena siswa positif covid-19 

TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Tulungagung-Trenggalek, Sindhu Widyabadra, menghentikan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) SMA dan SMK negeri.

Keputusan ini sebagai tindak lanjut temuan kasus Covid-19 di sekolah yang ada di Kabupaten Tulungagung.

Penghentian PTMT ini dituangkan dalam Nota Dinas nomor 421/189/101.6.12/2022, tentang Pembelajaran Jarak Jauh.

Baca juga: Terjadi Kasus Covid-19 di Sekolah, Bupati Tulungagung Minta PTMT SMA/SMK Diberlakukan 50 Persen

Meski belum ditemukan kasus Covid-19 di Kabupaten Trenggalek, surat itu juga menghentikan PTMTĀ  SMA dan SMK Negeri di Kabupaten Trenggalek.

"Keputusan ini berlaku hanya untuk SMA dan SMK Negeri, baik Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek," terang Sindhu, Selasa (8/2/2022).

Selama penghentian PTMT para siswa dilayani dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring.

Penghentian PTMT berlangsung mulai hari ini, Selasa (8/2/2022) hingga Jumat (11/2/2022).

Sehingga sekolah kembali akan efektif pada Senin (14/2/2022).

Meski demikian, Sindu menegaskan semua sekolah tidak serta merta langsung buka.

"Nanti akan dievaluasi lebih lanjut setelah selesai PJJ. Apakah dilanjutkan atau tetap akan PJJ," sambung Sindhu.

Penghentian PTMT ini diambil setelah Sindhu berkoordinasi dengan Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, Senin (7/2/2022) kemarin.

Sebelumnya Bupati menyarankan agar PTMT dilakukan 50 persen dari jumlah siswa.

Namun karena pertimbangan peningkatan kasus di sekolah maupun lingkungan sekitar, Sindhu memilih melakukan PJJ untuk sementara waktu.

"Seperti di Boyolangu misalnya, ternyata di sana banyak yang terkonfirmasi. Dari pada risiko lebih baik dihentikan sementara," tegasnya.

Peningkatan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah menjadi salah satu pertimbangan.

Sebab para siswa di sekolah negeri, termasuk SMA dan SMK berasal dari lingkungan yang tidak jauh dari sekolah.

Hal ini disebabkan penerapan sistem zonasi saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

"Jadi kita belum tahu kapan diterapkan (PTMT 50 persen). Masih akan dievaluasi lagi," katanya.

Sejauh ini Sindhu mengaku hanya ada dua kasus Covid-19 di SMA, yaitu SMAN 1 Kedungwaru dan SMAN 1 Boyolangu.

Sementara SMAN 1 Tulungagung hanya ada satu siswa yang terkonfirmasi, dan tidak meluas.

"Semoga sudah selesai. Cukup hanya dua sekolah itu," pungkas Sindhu. (David Yohanes)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved