Berita Tulungagung
SMAN 1 Boyolangu Siap Kembali PTM Terbatas, Giliran SMAN 1 Kedungwaru Menjalani Isolasi
Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Tulungagung-Trenggalek menghentikan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di SMAN 1 Kedungwaru.
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Tulungagung-Trenggalek menghentikan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di SMAN 1 Kedungwaru.
Keputusan ini diambil setelah ditemukan tujuh siswa di kelas XI terkonfirmasi Covid-19.
Menurut Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Tulungagung-Trenggalek, Sindhu Widyabadra, penghentian PTM dimulai Senin (7/2/2022).
"Mulai Senin kembali daring sambil lihat perkembangannya," terang Sindhu, Jumat (4/2/2022).
Tujuh siswa yang terkofirmasi hanya ditemukan dalam satu kelas.
Dinas Kesehatan (Dinkes) telah melakukan pelacakan (tracing) di SMAN ini.
Hasilnya Dinkes hanya merekomendasikan penghentian PTMT di satu kelas ini saja.
Namun Windhu mengatakan, pihaknya tidak mau mengambil risiko.
Karena itu seluruh sekolah diliburkan untuk memastikan situasi benar-benar aman.
"Karena ada OTG (orang tanpa gejala), kita tidak tahu siapa yang sedang kena. Karena itu semua diistirahatkan," tegas Sindhu.
Sementara SMAN 1 Boyolangu telah selesai menjalani isolasi.
Sekolah ini sebelumnya juga menghentikan PTPT karena terjadi klaster Covid-19.
Masih menurut Sindhu, SMAN 1 Boyolangu akan aktif kembali pada Senin (7/2/2022).
"Untuk SMAN 1 Boyolangu, Senin kembali offline sambil kita lihat perkembangannya," ucapnya.
Para siswa yang masih sakit melanjutkan isolasi dan dilayani dengan pembelajaran daring.
Sedangkan siswa yang sehat dan sudah dinyatakan sehat boleh kembali ke sekolah.
Dengan timbulnya klaster di sekolah ini, Sindhu mengaku akan memperketat prorokol kesehatan.
"Nanti pulangnya juga akan dicek suhu. Karena ada OTG, kita tidak tahu siapa yang sakit selama di sekolah," katanya.
Lebih jauh, mantan Kacabdin Jatim Wilayah Pacitan ini mengaku tidak bisa mengawasi para siswa.
Sebab sebagian besar waktu mereka ada di rumah.
Selama tidak ada di sekolah, mereka juga bergaul dengan banyak orang.
Karena itu orang tua diharapkan juga berperan menjaga anak-anak, selama kenaikan kasus Covid-19.
Sementara Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka, sebelumnya ada satu kelas dengan 32 yang menjalani rapid test antigen.
Dari jumlah itu ada tujuh orang yang reaktif dan ditindaklanjuti dengan tes PCR.
"Hasil PCR tujuh siswa ini semuanya terkonfirmasi Covid-19," ungkap Didik. (David Yohanes)