Berita Probolinggo
Emak-emak di Probolinggo Gendong Balita Hadang Truk Sirtu, Polisi Ngacir Koordinator Ancam Wartawan
Personel Polsek Tongas yang sebelumnya di lokasi tambang juga cepat-cepat hengkang. Wartawan tak sempat mewawancarai ihwal aksi protes emak-emak.
emak-emak
TRIBUNMATARAMAN.COM I PROBOLINGGO - Sejumlah emak-emak warga Dusun Sumuran Desa Tanjungrejo Tongas Kabupaten Probolinggo menghadang truk tambang pasir dan batu (sirtu) yang melintas di jalan desa.
Cara yang dilakukan emak-emak ini cukup kreatif. Mereka duduk di kursi bambu di tengah jalan desa setempat.
Sepertinya mereka (emak-emak) cangkruk di tengah jalan. Bahkan aksi protes itu juga ada seorang ibu sembari menggendong anaknya yang masih balita.
Hal ini sebagai bentuk protes rusaknya jalan desa yang diduga akibat aktivitas truk tambang pasir.
Aksi menghadang truk dilakukan sedari pukul 08.00 WIB-09.00 WIB, Senin (17/1).
Seorang peserta aksi, Saijah (45) warga Dusun Sumuran, mengatakan ia dan emak-emak lainnya menginginkan pihak tambang pasir dan batu setempat memperbaiki jalan yang rusak.
Pasalnya, di musim penghujan jalanan desa menjadi berlumpur. Jalan desa yang rusak bisa ditemui sepanjang sekira 4 km.
"Tentu ketika pengendara, utamanya motor, melintas di jalan desa rawan terpeleset. Tak hanya itu, beberapa titik jalan ditemui lubang. Kami minta jalan diperbaiki," katanya
Saijah menjelaskan, sopir truk tak jarang mengemudi dengan kecepatan kencang tatkala melintas di jalan desa.
Padahal, banyak anak-anak yang melewati jalan tersebut untuk berangkat maupun pulang sekolah.
"Kami khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan saat truk melaju kencang. Membahayakan anak-anak sekolah dan orang lain," terangnya.

Peserta lain, Halimah (55) warga Dusun Sumuran mengungkapkan jalan rusak tak hanya membahayakan di kala musim hujan saja.
Saat musim kemarau, emak-emak juga dibuat resah.
"Debu jalan mengotori rumah. Tiap hari kami harus membersihkan. Debu yang masuk rumah juga bisa mengganggu kesehatan. Kalau bisa jalan rusak segera diperbaiki," urainya.