Erupsi Gunung Semeru

Dampak Erupsi Gunung Semeru: 15 Orang Tewas, 44 Orang Hilang dan Lebih Dari 2 Ribu Bangunan Rusak

Erupsi gunung Semeru telah menimbulkan kerusakan parah. Tercatat 15 orang meninggal, 44 orang hilang, dan ribuan bangunan rusak.

Editor: eben haezer
suryamalang/kukuh kurniawan
Kondisi terkini Jembatan Besuk Koboan atau dikenal sebagai Gladak Perak, yang putus akibat diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru. 

Reporter: Tony Hermawan

TRIBUNMATARAMAN.com | LUMAJANG - Jumlah korban tewas akibat erupsi Gunung Semeru terus bertambah.

Hingga Senin (6/12/2021), jumlah korban meninggal tercatat sebanyak 15 orang.

Dari 15 orang itu, sebanyak 8 orang teridentifikasi berasal dari Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 7 lainnya berasal dari Kecamatan Candipuro.

Baca juga: Pembersihan Jembatan Piket Nol Dihentikan Setelah Gunung Semeru Mengalami Erupsi Kecil

Sementara, 44 orang lain dinyatakan hilang.

Memang Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo adalah wilayah yang paling terdampak parah.

Setidaknya, di dua kecamatan itu ada 5.205 jiwa terdampak.

Hingga hari ini, posko tetap melakukan pencarian dan pertolongan terhadap kemungkinan warga yang menjadi korban awan panas guguran Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu. 

Sedangkan untuk bangunan yang rusak jumlahnya data terakhir mencapai 2970 unit. Sebagaian besar adalah rumah-rumah warga dan kondisinya terkubur lahar panas.

"Dari 2970 bangunan, sebanyak 38 di antaranya adalah fasilitas pendidikan dan 1 Jembatan Gladak Perak," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Sementara untuk aktivitas vulkanik Gunung Semeru, dalam tiga hari terakhir masih kembali terjadi erupsi susulan. Bahkan, pengungsi yang menempati Posko Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro terpaksa direlokasi di Balai Desa Penanggal karena masuk dalam zona rawan.

Akibat kondisi Gunung Semeru belum stabil pemerintah pun membuka posko pengungsian baru. Setidaknya ada 19 titik posko tersebar di beberapa kawasan.

Sebaran posko pengungsian di Kecamatan Pronojiwo terdapat 9 titik pos, yaitu di SDN Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid Dusun Supiturang, SDN Oro Oro Ombo 3.

Selanjutnya, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun, Kampung Renteng (Desa Oro Ombo), Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip 2 serta beberapa rumah kerabat di sekitar Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus di Desa Oro Oro Ombo.

Sedangkan pos pengungsian di Kecamatan Candiro berada di 6 titik pos pengungsian, antara lain Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung Renteng (Desa Sumberwuluh), Dusun Kajarkuning (Desa Sumberwuluh), Kantor Camat Candipuro.

Sedangkan posko pengungsian di Kecamatan Pasirian sebanyak 4 titik yaitu Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman Pasirian dan Masjid Nurul Huda Alon Pasirian. Selain berdampak pada korban jiwa, awan panas guguran juga merusak sektor pemukiman dan infrastrukur.

"Untuk penanganan pengungsi di Kecamatan Pronojiwo dihandle sama BPBD Malang," pungkasnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved