Pilkades Serentak di Tulungagung
14 Desa di Tulungagung Melaksanakan Pilkades Serentak, Sistemnya Berubah seperti Pemilu Legislatif
Sebanyak 14 desa di Kabupaten Tulungagung akan melaksanakan Pilkades serentak pada 30 November 2021 nanti. Kali ini sistemnya akan mirip dengan Pileg
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Sebanyak 14 desa di Kabupaten Tulungagung akan melaksanakan pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak pada 30 November 2021 nanti.
Sistem Pilkades kali ini diubah dari terpusat, kini mirip dengan Pemilu Legislatif dengan banyak tempat pemungutan suara (TPS).
“Kalau dulu TPS hanya ada di balai desa. Tapi sekarang akan ada banyak TPS di setiap dusun,” terang Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, Selasa (9/11/2021).
Banyaknya TPS ini untuk merespon situasi saat ini yang masih dalam pandemi virus Corona.
Dalam satu desa bahkan ada hingga belasan TPS, tergantung jumlah warga yang punya hak suara.
Nantinya satu TPS akan digunakan 300-400 orang.
“semakin banyak pemilihnya, maka jumlah TPS juga semakin banyak. Harus diakui ada potensi kerawanan,” sambung Maryoto.
Teknis penghitungan suara akan dilakukan di setiap TPS.
Hasil dari setiap TPS nantinya akan dibawa ke balai desa, untuk direkap di tingkat desa.
Hasil rekap dari seluruh TPS di tingkat desa ini menjadi hasil akhir Pilkades.
“Nanti dari sisi keamanan akan di-back up oleh Pak Kapolres dan Pak Dandim,” tandas Maryoto.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Eko Asistono, mengatakan para calon harus mempersiapkan para saksi.
Saksi-saksi ini akan disebar di setiap TPS, untuk mengawal jalannya penghitungan suara.
Hal ini berbeda dengan Pilkades terpusat yang hanya membutuhkan satu saksi saja.
“Setiap calon Kades harus menyiapkan saksinya sebanyak TPS. Jadi memang lebih banyak melibatkan petugas pemilihan,” ujar Eko.
Kapolres Tulungagung, AKBP Handono Subiakto, mengaku belum bisa memastikan berapa personel yang disiapkan.
Pihaknya menunggu kepastian jumlah TPS yang ada, sehingga bisa menghitung pasukan yang dibutuhkan.
Berdasarkan jumlah kebutuhan pasukan, pihaknya juga akan tahu apakah butuh tambahan pasukan dari Polda atau cukup dari Polres Tulungagung.
“Dari jumlah TPS, kami akan tahu berapa pasukan yang diplot. Kemudian dengan jumlah personel Polres Tulungagung, apakah butuh bantuan personel atau tidak,” papar Handono.
Proses pengamanan nantinya juga melibatkan TNI, Satpol PP dan Linmas.
Handono menegaskan, tidak ada desa yang diawasi secara khusus karena kerawanannya.
Sebab semua desa mempunyai potensi kerawanan, namun diharapkan tidak sampai meledak menjadi masalah.
“Tugas kita bersama untuk menjadi cooling system, yang panas kita dinginkan. Boleh ada perbedaan, namun persatuan dan kesatuan tetap nomor satu,” pungkas Kapolres. (David Yohanes)