Berita Trenggalek
Mewaspadai Lonjakan Kasus Covid-19 saat Libur Nataru dengan Menggenjot Vaksinasi
Dinkes PPKB Kabupaten Trenggalek mewaspadai lonjakan kasus covid-19 saat akhir tahun atau ketika libur Natal dan tahun Baru.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK – Kasus Covid-19 di Kabupaten Trenggalek mulai melandai. Jumlah penambahan kasus harian dan angka kematian relatif kecil apabila dibandingkan dengan kondisi awal hingga pertengahan tahun.
Saat ini, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kabupaten Trenggalek mulai mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 saat akhir tahun atau ketika libur panjang natal dan tahun baru (Nataru).
“Sehingga harapan kami, setelah Nataru, tidak ada puncak kasus lagi atau tambahan kasus-kasus baru terkonfirmasi di Kabupaten Trenggalek,” kata Kepala Dinkes PPKB Kabupaten Trenggalek Saeroni, Jumat (15/10/2021).
Baca juga: Perempuan Muda Lakukan Gendam ke Ibu-ibu di Surabaya dan Bawa Kabur Perhiasan Ratusan Juta Rupiah
Untuk itu, Dinkes tengah menggenjot vaksinasi. Selain itu untuk menekan risiko penularan, penggenjotan vaksinasi ini juga untuk menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) dari 3 ke 2.
Hingga Jumat (15/10/2021), capaian vaksinasi dosis pertama di Kabupaten Trenggalek masih di angka 29 persen. Khusus lanjut usia (lansia), capaiannya masih sekitar 10 persen.
“Sementara untuk bisa ke level 2, vaksinasi dosis pertama paling tidak harus 50 persen, dan lansia harus 40 persen,” ungkap Saeroni.
Dalam sehari, Dinkes PPKB mengklaim mampu menyuntikkan dosis vaksin antara 11 ribu hingga 12 ribu. Capaian itu apabila stok vaksin terpenuhi.
Baca juga: Kedapatan Bersama Istri Orang Lain, Orang Kaya di Tulungagung Malah Arogan Saat Digeruduk Warga
Agar kiriman vaksin dari pemerintah pusat lewat pemerintah provinsi terus masuk ke Trenggalek, dinkes menginstruksikan agar pihak puskesmas secepat mungkin menghabiskan stok yang ada.
“Saya berharap, apabila vaksin sudah tersedia di masing-masing puskesmas atau desa atau kecamatan, segera dimanfaatkan. Sehingga kita akan cepat menghabiskan stok. Jadi stok tidak terlalu banyak, sehingga kita dilihat di pusat, kita bisa mendapatkan [kiriman vaksin lagi],” sambungnya.
Dinkes belum bisa menargetkan kapan capaian vaksinasi 50 persen dosis pertama ke masyarakat umum dan 40 persen lansia bisa tercapai. Sebab, hal tersebut sangat bergantung pada ketersediaan vaksin.
“Kalau stoknya kurang, tentu kita tidak bisa mencapai capaian yang optimal,” tutur dia.
Baca juga: ASN di Sampang Terancam Sanksi Karena Lakukan Poligami Tanpa Sepengetahuan Atasan