Berita Tulungagung
Ancaman Tsunami di Pesisir Selatan Tulungagung Potensi Gelombang 30 Meter, Ini yang Disampaikan BMKG
“Meski tidak bisa diprediksi datangnya tsunami, masyarakat tahu apa yang harus dilakukan jika ada tanda-tanda tsunami,” tandas Bupati Maryoto.
Penulis: David Yohanes | Editor: Anas Miftakhudin
“Sebelumnya saat BMKG menyampaikan potensi tsunami, masyarakat panik. Tapi beberapa bulan kemudian mereka malah lupa. Karena itu perlu selalu diingatkan,” ungkapnya.
Berkaca tsunami besar 1994 di Banyuwangi, maka potensi kerusakan terparah di Tulungagung ada di Pantai Sine, Kecamatan Kalidawir.
Namun secara umum pantai-pantai berpenghuni di wilayah Tulungagung mempunyai potensi bahaya yang sama.
Sebab tidak ada yang tahu titik gempanya ada di mana.
“Saat 1994 Sine menjadi yang terparah, karena teluknya menghadap ke timur, sementara gelombang datang dari timur (Banyuwangi),” kenang Ma’muri.
Dalam catatan sejarah, tsunami besar pernah terjadi pada tahun 1818.
Bencana alam ini memungkinkan mempunyai siklus tertentu dan terulang di masa mendatang.
Namun Ma’muri menegaskan, tidak ada yang tahu kapan pastinya siklus itu akan terulang.
Sementara Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo, mengatakan ada lima pantai berpenduduk di Tulungagung.
Di Pantai Sine ada 2.000 lebih orang, Pantai Brumbun ada 150-200 orang, Pantai Klatak ada sekitar 200 orang, serta Pantai Popoh dan Sidem lebih dari 2.000 orang.

Karena itu perlu program perlindungan warga di pantai ini dari ancaman tsunami.
“Kita akan bangun jalur evakuasi. Kami pastikan titik-titik evakuasi yang aman dari tsunami,” ujar Maryoto.
Hasil modeling BMKG akan menjadi dasar mengambil kebijakan mitigasi bencana tsunami.
Selain itu peringatan dini serta sosialisasi tsunami kepada warga juga menjadi agenda yang diprogram.
Tujuannya masyarakat tahu apa yang harus dilakukan saat tsunami benar terjadi.
“Meski tidak bisa diprediksi datangnya tsunami, masyarakat tahu apa yang harus dilakukan jika ada tanda-tanda tsunami,” tandas Maryoto.