Profil Fara Nindiya Wardani, Pesepak Bola Cantik dan Berprestasi Asal Desa Buluagung Trenggalek
Berikut profil Fara Nindiya Wardani, pesepak bola cantik dan berprestasi asal Trenggalek, Jawa Timur.
Penulis: Alif Nur Fitri P | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Berikut profil Fara Nindiya Wardani, pesepak bola cantik dan berprestasi asal Trenggalek, Jawa Timur.
Fara Nindiya Wardani diketahui berasal dari Desa Buluagung, Kecamatan Karangan, ia menyukai olahraga sejak duduk di bangku sekolah dasar.
Berawal dari hobi, gadis yang saat ini berusia 21 tahun tersebut menekuni karier sepak bolanya sejak duduk di bangku SMP.
Hingga kini, Fara masih menekuni karier profesional sebagai pesepak bola, bahkan telah merasakan hasil manis dari kerja kerasnya.
Berikut profil Fara Nindiya Wardani selengkapnya.
Baca juga: Dua Pemain Bela Timnas Indonesia, Manajemen Persik Bangga dan Tak Terganggu

Pendidikan
Fara yang menyukai dunia olahraga atletik sempat beberapa kali ikut perlombaan.
Tak hanya sepak bola, ia juga sempat mengganti kegemarannya dari atletik ke basket saat SMP.
“Waktu SMP itu juga, ada kejuaraan Agustusan antar-SMP di Trenggalek.
Waktu itu ada kejuaraan futsal cewek. Dari situ saya mulai juga ikut futsal, sebelum akhirnya masuk ke sepak bola,” cerita Fara kepada Tribunmataraman.com.
Masuk ke jenjang sekolah lebih tinggi, Fara makin gandrung dengan sepak bola dan futsal.
Ia pernah bergabung dengan tim sepak bola putri Gayatri Tulungagung ketika mengenyam pendidikan di SMAN 1 Boyolangu.
“Itu baru masuk. Masih kelas 1. Sekitar 2016-2017,” kata Fara.
Prestasi
Bersama tim sepak bola putri Gayatri Tulungagung, Fara beberapa kali mengikuti kejuaraan tingkat provinsi
Sejak saat itu, kecintaannya pada sepak bola semakin menggebu-gebu.
Fara lantas rutin berlatih dan ikut kompetisi mulai tingkat antar kampung alias tarkam sampai tingkat kabupaten dan provinsi.
Kesenangannya pada olahraga mengantar Fara berkuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Dari sini juga karier profesionalnya dimulai, meski secara tidak sengaja.
Pernah Bela Persebaya Putri

Di awal masa kuliahnya di UNESA, Fara sempat mengikuti seleksi Persebaya Putri untuk Liga 1 pada 2019 silam.
Aksi coba-coba tersebut tak terduga berbuah manis.
“Waktu semester I tahun 2019, ada seleksi Persebaya Putri untuk kompetisi Liga 1 Putri. Iseng-iseng saja saya ikut,” ceritanya.
Anak kedua dari tiga bersaudara itu tak pernah menyangka bahwa dirinya akan lolos seleksi.
Dari 300 peserta, ia ikut masuk dalam tim bersama 24 pemain bola putri lainnya.
“Alhamdulillah ternyata masuk. Padahal awalnya nggak ada niatan sama sekali,” katanya, sumringah.
Sejak saat itu, Fara tak pernah lepas dari sepak bola. Di tengah kesibukan kuliah, ia rutin berlatih dan bermain.
Bahkan ketika kompetisi Liga 1 Putri batal digelar tahun ini.
“Terakhir main kompetisi di Arema FC Annyversary Cup Women Solidarity bulan lalu. Saya main untuk Persebaya Putri,” terang Fara.
Di tim tersebut, Fara mengisi beberapa kali berganti posisi. Ia sering bermain sebagai gelandang bertahan, bek tengah, atau bek sayap.
Di Persebaya Putri juga, cewek asal Desa Buluagung, Kecamatan Karangan itu pertama kali merasakan gaji dari hobinya bermain bola.
“Menurut saya gaji itu bonus saja. Saya diajak main dan bergabung sama tim saja sudah seneng. Apalagi dapat gaji,” kata dia.
Tantangan Berat
Fara mengakui tak mudah menjadi pemain bola perempuan. Tak jarang ia mendengar celetukan orang-orang yang meremahkan.
“Biasanya orang bilang, ‘apa cewek kok main sepak bola. Enggak jelas.’ Tapi itu justru jadi tantangan buat saya.
Bahwa cewek juga bisa jadi pemain bola yang serius,” kata Fara, dengan nada serius.
Lewat sepak bola, dia juga ingin menyuarakan soal kesetaraan. Bahwa tak ada batas antara lelaki dan perempuan untuk berkarya.
Meski masih muda, Fara memahami bahwa tak selamanya ia bisa bermain di atas rumput hijau.
Maka, ia juga memfokuskan diri untuk mencari ilmu lain yang tetap berhubungan dengan sepak bola.
“Bisa jadi pelatih nantinya atau apa. Yang pasti keinginan sekarang, masih tetap di sepak bola untuk nantinya,” kata dia.
Selain itu, Fara juga ingin bibit-bibit pemain bola putri bermunculan dari kota asalnya yakni Trenggalek
Kecintaan fara kepada olahraga sepak bola juga ia tunjukkan melalui laman Instagramnya.
Tak jarang ia mengunggah aktivitasnya saat bermain di lapangan.