Berita Tulungagung
Banyak Guru Senior yang Kesulitan Mengoperasikan Komputer Saat Ujian PPPK
“Kalau yang masih muda mereka cepat karena menguasai IT. Sementara yang sudah 50 tahun ke atas, mereka kan jarang mengoperasikan komputer,” ujar Agung
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.com | TULUNGAGUNG - Agung Cahyadi (40) menghadap layar komputer yang menjadi server tempat ujian Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di SMAN 1 Kedungwaru.
Agung memastikan semua sistem berjalan, dan semua jawaban peserta terekam dan terkirim ke pusat.
Namun sebagai Proktor, guru sejarah di SMAN 1 Kedungwaru ini mempunyai berbagai pengalaman mendampingi para guru senior selama mengikuti ujian PPPK.
Mereka adalah para guru honorer yang telah puluhan tahun mengabdi di Tulungagung.
“Kalau yang masih muda mereka cepat karena menguasai IT. Sementara yang sudah 50 tahun ke atas, mereka kan jarang mengoperasikan komputer,” ujar Agung, Kamis (16/9/2021) saat ditemui di Laboratorium Komputer, tempat ujian PPPK.
Menurut Agung, ada banyak kesulitan yang dihadapi para guru senior ini.
Ia mencontohkan, ada guru yang kacamatanya ketinggalan sehingga ia kesulitan membaca huruf di keyboard.
Selama tes guru tersebut juga kesulitan untuk membaca soal maupun menjawab soal.
“Kami bantu sebatas masalah teknis saja. Tidak boleh sampai mengarahkan jawaban,” tutur Agung.
Ada pula guru sepuh yang tidak terbiasa menggunakan keyboard komputer.
Agung harus menuntun mereka saat harus mengetik sesuatu.
Misalnya saat akan log in, mereka tidak tahu letak bintang di keyboard.
“Harus dimaklumi karena beliau-beliau ini kan guru senior yang fokus mengajar anak didik. Lalu mereka harus ikut tes, yang berkaitan dengan masalah teknis penggunaan komputer,” katanya.
Peserta ujian PPPK menerima tiga jenis soal, yaitu Manajerial dan Sosiokultural sebanyak 45 soal, wawancara 10 soal dan Kompetensi Teknis sebanyak 100 soal.
Batas waktu ujian manajerial dan sosiokultural selama 40 menit, wawancara 10 menit, kompetensi teknis selama 120 menit.
Setiap satu jenis soal selesai mereka harus menekan selesai, lalu scroll ke bawah untuk mengerjakan soal berikutnya.
“Untuk scroll ke bawah pun mereka tidak bisa dan harus minta bantuan. Namun secara umum tidak ada kendala, semua bisa mengerjakan soal,” sambung Agung.
Setiap peserta akan mengetahui nilai jawabannya di akhir ujian.
Mereka langsung tahu apakah jawabannya memenuhi passing grade atau tidak.
Diakui Agung, banyak di antara guru senior ini yang sulit memenuhi passing grade.
“Mungkin karena beliau-beliau fokus pada materi yang diajarkan, sehingga kurang literasi untuk menjawab soal-soal ujian,” katanya.
Ada 3.697 guru non-PNS ini memperebutkan 846 formasi guru PPPK tingkat SD dan SMP di Tulungagung.
Sedangkan untuk tingkat SMA/SMK ada 426 formasi yang diperebutkan sekitar 900 peserta.
Selama tes PPPK sejak Senin (13/9/2021) lalu, secara umum tidak ada kendala teknis.
Hanya gangguan kecil pada Selasa (14/9/2021) sore saat hujan deras disertai angin, banyak pohon tumbang yang mengakibatkan listrik mati.
Komputer di ruang ujian pun mati, kecuali server karena menggunakan UPS.
Setelah genset dinyalakan, komputer kembali menyala dan ujian bisa dilanjutkan.
Jawaban para peserta masih tersimpan dan tinggal meneruskan, tanpa mengulang dari depan.
Waktu pengerjaan pun berhenti saat komputer padam, sehingga tidak merugikan para peserta. (David Yohanes)