Berita Blitar
Nenek Juragan Rongsokan di Blitar Tubuhnya Terbakar Saat Padamkan Api Sendirian
Kondisi korban cukup mengkhawatirkan. Tubuhnya penuh luka bakar sehingga langsung dilarikan ke RSUD Ngudi Waluya, Wlingi.
TRIBUNMATARAMAN.COM I BLITAR - Peristiwa memilukan menimpa Sri Mayati (62), pengepul barang bekas atau rongsokan di Desa Pojok, Kecamatan Garum. Tatkala berusaha memadamkan api, yang membakar tempat usahanya, justru malah celaka.
Korban justru terbakar, Senin (13/9) pagi. Untungnya ada tetangganya yang mengetahui sehingga korban berhasil diselamatkan.
Kondisi korban cukup mengkhawatirkan. Tubuhnya penuh luka bakar sehingga langsung dilarikan ke RSUD Ngudi Waluya, Wlingi.
Ketika dilarikan ke RS, korban pingsan saat dilarikan ke rumah sakit milik Pemkab Blitar itu.
"Saat dilarikan ke rumah sakit, kondisi korban pingsan karena menderita luka bakar. Sebab, korban sempat terkena api beberapa menit sebelum warga datang dan menyelamatkannya," kata Iptu Burhanudin, Kapolsek Garum.
Menurutnya, kejadian itu bermula saat tempat usaha korban yang ada di belakang rumahnya terbakar.
Itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. Karena masih jam segitu, sehingga korban masih sendirian karena para karyawannya, yang biasa bekerja untuk memilih barang bekas yang berkualitas atau tidak, belum ada yang datang.
Kebakaran sendiri belum diketahui pasti, dari mana asal api. Namun, dugaannya itu berasal dari konsleting listrik yang ada di dalam gudang rongsokan yang selebar 15x20 m2 itu.
"Memang, itu belum diketahui pasti namun di situ gudang itu ada radio yang tak pernah dimatikan. Baik itu lagi ada orang yang bekerja atau para karyawan itu sudah pulang, radio itu terus dihidupkan. Entah dari konsleting itu atau tidak, kami masih mendalaminya," ungkapnya.
Yang pasti kebakaran itu tak hanya menggegerkan warga sekitar namun membuat korban kaget. Karena saat kejadian itu, korban cuma sendirian di rumah. Karuan, begitu tahu ada kobaran api di dalam gudang barang bekasnya, Sri langsung panik.
Tanpa memikirkan resikonya, ia langsung berlarian sendirian, dengan mengambil air dalam timba dan disiramkan ke api yang mulai membesar itu.
Itu dilakukan sendiri berkall-kali karena warga belum ada yang datang karena memang belum tahu. Itu karena gudang rongsokan itu berada di belakang rumahnya dan agak terpisah dengan rumah warga lainnya sehingga para tetangganya tak langsung mengetahuinya.
"Tanpa berteriak-teriak dan minta tolong, ia berusaha memadamkan api sendiri, dengan mengambil air dengan timba," paparnya.
Namanya orang panik dan usianya sudah segitu, entah tersandung benda apa, korban terjatuh saat membawa timba berisi air itu.
Celakanya, ia terjatuh ke arah kobaran api sehingga membuatnya langsung mengeliat kepanasan. Meski sudah berusaha bangkit namun rupanya tak semudah itu. Sebab, kondisi fisiknya sendiri sudah tua dan juga harus menahan panas dari kobaran yang mengenai sebagian tubuhnya itu.
Meski sudah berusaha bangkit namun rupanya tak semudah itu. Sebab, kondisi fisiknya sendiri sudah tua dan juga harus menahan panas dari kobaran yang mengenai sebagian tubuhnya itu.
"Ya panik bercampur nggak karuan karena sebagian tubuhnya terkena api sehingga tak mudah untuk menghindar," ujarnya.
Dalam situasi sesulit itu karena harus menahan jilatan api, tiba-tiba warga berdatangan. Mereka mengaku mendengar suara aneh dari arah gudang rongsokan yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari arah timur tempatt wisata Blitar Park tersebut. Akhirnya, warga berlarian ke gudang itu.
"Katanya, mereka mendengar seperti ada benda berjatuhan sehingga langsung mendatanginya. Tidak tahunya, terjadi kebakaran," ujarnya.
Tahu gudang buat mengepul barang bekas itu terbakar, warga bukan hanya kaget namun langsung ramai-ramai berusaha memadamkan.Tahu gudang buat mengepul barang bekas itu terbakar, warga bukan hanya kaget namun langsung ramai-ramai berusaha memadamkan. Namun, untungnya dalam situasi panik seperti itu, ada warga yang ingat di mana keberadaan korban. Sebab, pemiliknya tak terlihat karena setahunya ia selalu di rumah sendirian.
Akhirnya, dicarinya dan ditemukan sudah dalam keadaan terbakar. Bukan cuma kaget namun warga pun dengan risiko tinggi, langsung menyelamatkannya. Karena tubuh korban sudah mulai terbakar, sehingga warga mengguyurnya dengan air ke arah tubuhnya. Bersamaan itu, sebagian warga lainnya menerobos kobaran untuk mengambil korban.
"Untungnya, warga datang tepat waktu atau di saat korban lagi butuh pertolongan. Begitu berhasil diselamatkan dari kobaran api, warga mengendongnya dan dibawa ke tempat yang aman," ungkapnya.
Setelah korban berhasil diselamatkan, tak berselang lama, mobil pemadam kebakaran datang. Mobil pemadam kebakaran itu dengan cepat datang karena jaraknya dekat dengan TKP kebakaran itu. Tak berselang lama, api berhasil dipadamkan dan tak sampai menjalar ke rumah korban meski itu berhimpitan dengan bangunan dapur rumahnya.(Imam Taufiq)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataraman/foto/bank/originals/Bakar.jpg)