UKM Tari dan Karawitan Ghitanala Nusantara, Wajah Seni Jaga Nyala Tradisi di UNP Kediri

TRIBUNMATARAMAN.COM I KEDIRI - Suara gamelan mengalun syahdu mengiringi langkah para wisudawan Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri menuju panggung kehormatan.

Suasana sakral dan penuh kebanggaan itu diciptakan oleh tangan-tangan muda dari UKM Tari dan Karawitan (TK) Ghitanala Nusantara, yang kembali dipercaya mengiringi Wisuda ke-67 UNP Kediri. 

Selama tiga hari berturut-turut, mereka menjadi bagian penting dari prosesi akademik yang berlangsung di Insumo Kediri Convention Center, Senin (27/10/2025).

Bagi Mohammad Faiz, mahasiswa semester lima Teknik Mesin yang menjadi pemain bonang barung, kesempatan tampil di acara wisuda adalah kebanggaan tersendiri.

"Kami senang bisa kembali dipercaya tampil di acara sebesar ini. Setiap tahun UKM kami diberi kesempatan untuk mengiringi wisuda, dan itu menjadi motivasi agar terus menjaga tradisi," kata Faiz ditemui usai acara.

Faiz mengaku mencintai seni karawitan sejak kecil. Baginya, gamelan bukan sekadar musik, melainkan napas budaya yang mengajarkan nilai-nilai luhur.

"Kalau ditanya seberapa besar kebanggaan saya, mungkin tidak bisa diukur. Sejak kecil saya sudah belajar seni tradisi, jadi sudah seperti bagian dari diri saya sendiri," ungkapnya sambil tersenyum.

Menjelang acara, para anggota UKM TK menjalani latihan intensif dalam waktu singkat.

"Biasanya latihan bisa sebulan, tapi kali ini kami hanya punya waktu kurang dari sebulan. Kami latihan intens selama tiga hari menjelang acara," jelas Faiz.

Ia menambahkan, tantangan terbesar bukan pada teknik memainkan alat, melainkan menjaga kekompakan tim. 

"Chemistry itu penting. Kalau rasa dan irama tidak menyatu, gamelannya tidak akan hidup," ungkapnya.

Baca juga: Hadiri Wisuda ke-67 UNP Kediri, Mbak Wali Vinanda Ajak Lulusan Jadi Pencipta Lapangan Kerja

Sebanyak 15 anggota dari berbagai fakultas ikut tampil dalam pementasan kali ini. Menurut Faiz, keberagaman justru memperkaya harmoni mereka.

Wahyudi, dosen PGSD sekaligus penata musik UKM TK, menilai keberadaan UKM Tari dan Karawitan di kampus bukan sekadar kegiatan seni, tetapi juga wadah pendidikan karakter.

"Kampus memberikan dukungan penuh karena seni dan budaya adalah bagian dari pembentukan jati diri mahasiswa. Melalui seni, mereka belajar disiplin, kerja sama, dan tanggung jawab," jelasnya.

Menurut Wahyudi, setiap karya yang ditampilkan UKM TK di bawah binaan Ayu Titis Rukmana lahir dari kajian sejarah dan budaya.

"Kami ingin setiap karya memiliki nilai estetika sekaligus historis. Rektor juga mendorong agar karya seni di kampus tidak hanya indah, tapi punya makna dan menghormati akar budaya bangsa," paparnya.

Ia mencontohkan dua karya terbaru mereka, Pesona Nusantara dan Gureh D
Dure, yang dipentaskan tahun ini.

Ia menjelaskan, Pesona Nusantara menonjolkan keindahan budaya Indonesia melalui gerak dan irama tradisional, sementara Gureh Dure berakar dari budaya Madura yang menggambarkan keteguhan dan semangat masyarakatnya.

Menurutnya, setiap penampilan bukan hanya pertunjukan, tetapi juga bentuk pengabdian terhadap kebudayaan.

Sementara itu, Rektor UNP Kediri, Dr. Zainal Afandi, menegaskan bahwa gamelan kini menjadi bagian dari identitas dan branding kampus.

"Setiap prosesi wisuda diiringi gamelan sebagai simbol budaya adi luhung bangsa kita. UNP Kediri ingin dikenal sebagai kampus yang tidak hanya mencetak sarjana cerdas, tetapi juga berkarakter dan mencintai budaya," terang Zainal.

Zainal menambahkan, pelestarian budaya harus berjalan seiring dengan inovasi agar tetap relevan dengan zaman.

"Kalau hanya melestarikan tanpa mengembangkan, budaya akan kehilangan napasnya. Kami ingin mahasiswa UNP bisa menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas," tegasnya.

(Luthfi Husnika/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik