Curanmor Mahasiswa KKN di Lumajang

Akibat Pencurian Sepeda Motor, Ribuan Mahasiswa KKN di Lumajang Ditarik Sebelum Waktunya

Penulis: Imam Nawawi
Editor: Sri Wahyuni
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MAHASISWA KKN DITARIK: Prof Yuli Witono, Ketua LP2M Universitas Jember Jawa Timur saat jumpa pers, Selasa (12/8/2025). Universitas Jember menarik mahasiswa KKN dari lokasi di Lumajang sebelum masa KKN berakhir karena peristiwa pencurian sepeda motor milik mahasiswa KKN.

TRIBUNJATIMTIMUR.COM I JEMBER -  Gara-gara pencurian sepeda motor, Universitas Jember menarik mahasiswa KKN (kuliah kerja nyata) dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Padahal jadwal KKN belum selesai. Ada ribuan mahasiswa KKN yang ditarik kembali ke Kampus sebelum waktunya.

Keseluruhan mencapai 1.307 orang, peserta KKN kolaboratif dari sejumlah perguruan tinggi di Jawa Timur, termasuk Universitas Jember.

Khusus dari Universitas Jember sebanyak 1.080 mahasiswa.

Pencurian sepeda motor itu sempat jadi perbincangan warganet, dan viral di media sosial.

Peristiwa bermula dari raibnya dua Sepeda motor milik mahasiswa KKN di rumah kepala Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, dan dua lagi di Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang.

Ketua LP2M Universitas Jember Prof Yuli Witono mengatakan, mahasiswa KKN yang ditarik sebelum waktunya, akan mendapatkan dispensasi dan kompensasi nilai.

"Karena situasi darurat, jadi kami telah siapkan instrumen penilaian sehingga anak-anak tidak perlu khawatir," ujarnya, Selasa (12/8/2025).

Menurutnya, hal tersebut karena mayoritas mahasiswa kampus ini yang KKN di Lumajang hampir menyelesaikan program kerja pengabdian di desa.

"Cuma tinggal evaluasi dan dokumentasi, penyusunan laporan, asesmen, dan sosialisasi," kata Prof Yuli.

Baca juga: Wali Kota Kediri Mbak Vinanda Ajak Pelajar SMP Biasakan Menabung Sejak Dini

Namun bagi mahasiswa yang punya hubungan baik dengan pemerintah desa tempat KKN, kata dia, mereka tetap bisa menjalin hubungan dengan perangkat setempat.

"Asalkan desanya sudah kondusif dan aman. Karena penempatan KKN tersebut berhubungan dengan desa tempat mereka tinggal, pasti mereka punya hubungan baik," katanya.

Meskipun demikian, Prof Yuli meminta agar semua pihak di Lumajang bisa merenungi kejadian ini secara baik, terutama pemerintah daerah setempat.

"Serta Kamtibmas yang bertanggung jawab. Sebab kejadian ini sangat serius, bukan hal biasa, termasuk bagi Universitas Jember dan mitra perguruan tinggi KKN kolaboratif," jlentrehnya.

Prof Yuli menegaskan, penarikan mahasiswa KKN ini untuk menjaga keselamatan jiwa mereka selama melakukan pengabdian terhadap masyarakat.

"Daripada memikirkan aset mahasiswa, sebab keselamatan jiwa jauh lebih penting," paparnya.

Sementara itu, Bagian Divisi KKN LP2M Universitas Jember Agustin Wulan Suci mengaku mengetahui kejadian pencurian motor tersebut, dari grup dosen pendamping lapangan KKN kolaboratif di Lumajang.

"Saat kami ke sana, anak-anak dalam kondisi syok dan orang tua sudah ada yang kesana. Pada saat itu juga sudah ada asisten III dari Pemkab Lumajang," tambahnya.

Wulan mengatakan saat itu, Asisten III Pemkab Lumajang meminta para mahasiswa untuk tidak pulang, dengan harapan mereka tetap melanjutkan KKN.

"Saat itu Perangkat desa, camat dan kepolisian telah melakukan olah TKP," ucap Wulan.

Wulan juga menegaskan, selama mengabdi di kawasan Lumajang, mahasiswa menjalin hubungan baik dengan masyarakat setempat.

Baca juga: Dishub Kab Blitar Alokasikan Rp 3,2 Miliar untuk Penambahan Lampu PJU, Realisasi Tunggu PAK

Hal tersebut terlihat, ketika mahasiswa KKN tersebut dilakukan penarikan, banyak warga setempat menangis sedih. akan perpisahan tersebut.

"Saat pemulangan, sempat terjadi hujan tangis juga. Artinya kalau (pencurian kendaraan) akibat keteledoran mahasiswa dan kurang berhubungan baik dengan masyarakat, saya kira tidak. Kondusif banget untuk menjalankan program," tuturnya.

Wulan mengatakan tempat kejadian perkara pencurian kendaraan sepeda motor milik mahasiswa KKN di Desa Alun-alun Kecamatan Ranuyoso, memang sangat rawan lokasinya.

"Karena di belakang kantor desa itu kebun. Jadi proses pembobolannya itu lewat tembok belakang itu, tepat di tempat tidur para mahasiswi," katanya.

Wulan mengungkapkan, sepeda motor yang dicuri maling itu sebetulnya berada di dalam ruangan, bukan di halaman kantor desa.

"Lokasi sepeda motor adik-adik itu, ruangan samping kamar mandi kantor desa," paparnya.

Berdasarkan keterangan para saksi, Wulan mengatakan pelaku masuk lewat jendela ruangan, menuju lokasi kendaraan milik mahasiswi KKN.

"Naik ke jendela, dengan mengunakan tangga milik tetangga. Setelah itu, membawa kabur kendaraan tersebut dengan cara membobol tembok parkiran," ujarnya.

 

(Imam Nawawi/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik