TRIBUNMATARAMAN.COM | SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa keliling ke sejumlah daerah untuk menghadiri Serah Terima Jabatan (Sertijab) kepala daerah di Jawa Timur.
Total ada sebanyak 22 kabupaten kota yang akan menggelar sertijab.
Karena itu, Khofifah pun berbagi tugas dengan wakil gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak.
Dalam setiap menghadiri kegiatan sertijab, Gubernur Khofifah mengajak para kepala daerah untuk menerapkan innovative financing melalui berbagai potensi lokal.
Seperti di Kota Probolinggo yang memiliki kekuatan akan industri bordir. Ia optimistis ekonomi kreatif dari sektor ini akan terus tumbuh ke depannya.
"Zaman almarhum Ibu Siti Hartinah atau yang akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto langganan bordirnya kota Probolinggo. Saya rasa potensi itu ada lalu bagaimana kemudian ada ekonomi-ekonomi kreatif yang memberseiringi," ujar Khofifah saat hadir dalam sertijab walikota dan wakil walikota Probolinggo.
Khofifah menambahkan, innovate financing salah satu referensi untuk membuka peluang bagi pemerintah dan masyarakat di Kota Probolinggo dengan memanfaatkan industri bordir.
"Ketika pergi ke Cina banyak wisatawan membeli bordir bernuansa great wall. Kalau Bromo mau ambil seruni 1 atau 2, Bukit Teletubbies, ambil pasir berbisik betapa indahnya dan kita punya kemampuan itu," ungkapnya.
"Kalau dulu desain susah, sekarang pakai artificial intelligence (AI), ketemu Bromo bisa langsung menjadi desain bordir. Sekarang lebih mudah," tambah Khofifah.
Menurut Khofifah, dinamika regional dan global bergerak cepat sekali. Maka innovative financing bisa diterapkan antara lain melalui pengembangan industri bordir di Probolinggo. Sebab, innovative financing bisa memberi harapan sumber pekerjaan bagi masyarakat sekaligus sumber PAD.
"Basic skill masyarakat Probolinggo cukup kuat untuk menyiapkan produk gift ketika wisatawan dalam dan luar negeri datang," tuturnya.
Khofifah menegaskan innovative financing merupakan referensi yang bisa digunakan salah satunya melalui bordir.
Menurutnya, inovasi tersebut mampu mempertahankan capaian kinerja yang sudah diraih Kota Probolinggo, yakni turunnya angka kemiskinan dan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Khofifah menyebut, angka kemiskinan jauh di bawah rata-rata provinsi dan nasional, yang mana tahun 2024 angka kemiskinan di Kota Probolinggo berada di angka 6,18 dan menjadikan Kota Probolinggo sebagai 10 Kab/Kota dengan persentase penduduk miskin terendah di Jawa Timur.
Sedangkan rata-rata IPM di atas provinsi dan nasional. Selama 2020–2024, IPM Kota Probolinggo rata-rata meningkat sebesar 1,32 persen per tahun, dari 74,81 pada tahun 2020 menjadi 77,79 pada tahun 2024.