TRIBUNMATARAMAN.COM, | TRENGGALEK - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek ancang - ancang untuk melakukan pemangkasan sejumlah kegiatan menyusul adanya kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat yang tertuang dalam Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2025.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek, Sunyoto mengatakan sampai saat ini pihaknya masih menunggu petunjuk dari Pemkab Trenggalek terutama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) berkaitan dengan pemangkasan tersebut.
"Kami masih meraba-raba, yang jelas (efisiensi) itu harus kita lakukan, tapi setidaknya dari Inpres yang ada, kita sudah bisa meraba-raba apa yang harus diefisiensikan," kata Sunyoto, Rabu (19/2/2025).
Baca juga: Lipsus: Kebijakan Efisiensi Anggaran Akan Mengubah Wajah Event Wisata di Daerah
Beberapa yang harus dipangkas adalah perjalanan dinas, lalu rapat koordinasi yang jauh diganti dengan zoom meeting dan kegiatan seremonial lainnya.
Sedangkan yang dirasa Sunyoto agak berat untuk dipangkas adalah efisiensi event masyarakat.
"Event itu berkaitan erat dengan masyarakat karena dengan adanya even itu masyarakat akan mempunyai pengembangan potensi ekonomi," terang pria yang juga berprofesi sebagai dalang tersebut.
Jikapun harus dipangkas, Sunyoto harus mengkaji lagi apakah harus mengurangi jumlah even, atau jumlahnya tetap tapi harus mengurangi besaran anggaran dari masing-masing even.
Namun demikian, Sunyoto bersyukur banyak event tradisional dan budaya di Trenggalek yang disokong oleh gotong royong masyarakat termasuk dana pelaksanaannya.
"Termasuk infrastruktur di destinasi wisata juga bisa terdampak, tapi kita tetap akan melihat urgensi dan prioritas yang harus kita utamakan," jelasnya.
Pembangunan infrastruktur wisata tersebut berkaitan dengan daya tarik dan amenitas wisata untuk memberikan kenyamanan, dan kemudahan bagi wisawatan sehingga bisa meningkatkan angka kunjungan wisatawan.
Sunyoto sendiri juga khawatir jika anggaran untuk sektor pariwisata banyak dipangkas maka pendapatan asli daerah (PAD) yang ditargetkan sebesar Rp 9, 02 miliar tidak tercapai.
"Semboyan Jawa Timur adalah Jer Basuki Mawa Beya, kalau PAD-nya tinggi upaya kita seharusnya juga harus optimal," tegas Sunyoto.
"Pembangunan sarana dan prasarana, optimalisasi publikasi pemasaran dan menyelenggarakan even di destinasi wisata harus dilakukan, tapi lalau kena efisiensi tentu sulit untuk mencapai PAD tersebut," pungkasnya.
(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Foto:
(TribunMataraman/Sofyan Arif Candra)