TRIBUNMATARAMAN.COM | SUMENEP - Para petugas dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di kabupaten Sumenep, Madura, mengeluhkan upah yang tak seimbang dengan beban kerja.
Bahkan, beberapa orang dari mereka akhirnya memilih mengundurkan diri.
Merespon hal tersebut, kepala Satuan Pemenuhan Gizi Gratis (SPPG) kabupaten Sumenep, Kholilur Rahman sempat menyebut bahwa urusan upah, adalah tanggung jawab Kodim 0827/Sumenep.
Baca juga: Cerita Suami Istri di Sumenep Madura Berhenti Jadi Karyawan Dapur MBG Karena Upah Tak Jelas
Namun belakangan dia meralat pernyataan tersebut.
Dia menyatakan bahwa upah para petugas dapur makan bergizi gratis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Satuan Pemenuhan Gizi Gratis (SPPG) Kabupaten Sumenep.
Mohammad Kholilur Rahman juga mengakui sampai saat ini tidak ada kontrak antara relawan yang bekerja di dapur MBG dan SPPG.
"Kami belum membuat MoU dengan semua relawan," kata Mohammad Kholilur Rahman pada hari Jumat (31/1/2025) saat memberikan klarifikasi.
Ditanya berapa besaran upah yang akan diterima oleh relawan yang bekerja di dapur MBG,Mohammad Kholilur Rahman enggan membeberkan dan menyebutnya terus terang.
Pihaknya hanya memastikan dan menyebut upah yang akan diterima mereka di bawah UMK. Salah satu alasannya, karena sebanyak 47 pekerja itu berstatus relawan dan bukan karyawan.
"Soal gajinya tidak akan mendapat sesuai UMK. Karena mereka itu relawan bukan karyawan," terangnya.
Dan yang pasti pula lanjutnya, semua relawan yang bekerja di dapur MBG akan menerima gaji dengan sistem harian dan akan direalisasikan setiap akhir bulan.
"Sistem gajinya harian dan bayarannya bulanan," tuturnya.
(ali hafidz syahbana/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer