Namun, tantangan terbesar saat ini adalah serangan OPT yang diperparah oleh kondisi cuaca El Nino. Virus kuning dan lalat buah tengah menyerang tanaman cabai, membuat hasil panen tidak optimal.
Meski demikian, menurut Bagus panen cabai di wilayah bawah Kabupaten Kediri sudah dimulai sejak awal Oktober ini, meski baru sebagian.
"Untuk penjualan hasil panen cabai dari wilayah ini, kita langsung ke pasar tradisional di Magelang, Ponorogo, dan Solo," ungkapnya.
Bagus dan para petani cabai berharap agar pemerintah pusat turut membantu menjaga harga cabai tetap stabil. Dengan harga yang stabil, roda ekonomi desa dapat berputar dengan lebih baik, membawa kesejahteraan bagi para petani cabai di Kediri.
"Cabai itu tanaman yang unik. Harapan kami sederhana, yaitu agar harga cabai terkendali. Ada ring harga yang aman, dan bila harga cabai turun, pemerintah bisa memberikan subsidi kepada petani. Harga aman di tingkat petani adalah sekitar Rp30 ribu per kilogram dan di pasar sekitar Rp35 ribu per kilogram," harap Bagus.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman
(tribunmataraman.com)